Senin, 02 Juni 2014

MAKALAH TANDA-TANDA DINI BAHAYA/KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN LANJUT

PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini sehingga dapat  ditangani  dengan  benar  karena  setiap  tanda  bahaya  kehamilan  bisa mengakibatkan  komplikasi  kehamilan.

Berdasarkan penilitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat memiliki potensi dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengancam jiwanya. Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan akan menemukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat mengancam jiwa.

Oleh karena itu, bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut beresiko mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu.
Kematian  ibu  yang  terjadi pada  waktu  kehamilan  90% disebabkan  oleh  komplikasi obstetri,  yang  sering  tidak diramalkan  pada  saat  kehamilan. Komplikasi  obstetri  secara langsung  adalah  Perdarahan, infeksi dan eklamsia. Secara tidak langsung  kematian  ibu  juga dipengaruhi  oleh  keterlambatan ditingkat  keluarga  dalam mengenali  tanda  bahaya kehamilan  dan  membuat keputusan  untuk  segera  mencari pertolongan.  Keterlambatan dalam  mencapai  fasilitas kesehatan  dan  pertolongan  di fasilitas  pelayanan  kesehatan(Saifuddin, 2007). Angka  kematian  ibu  di Indonesia  masih  yang  tertinggi  di ASEAN.  Angka  kematian  ibu  di Indonesia  menurut  Survei Demografi  dan  Kesehatan Indonesia  (SDKI)  tahun  2005 sebesar 262 per 100.000 kelahiran hidup.  Tahun  2007  Angka Kematian  Ibu  (AKI)  sebesar  248 per  100.000  kelahiran  hidup (Andra,  2007).  Angka  Kematian Ibu  di  Jawa  Tengah  tahun  2003-2007  sebesar  101,36  per  100.000 kelahiran  hidup.  Pada  tahun  2010 diharapkan  AKI  menjadi  125  per 100.000 kelahiran hidup. Tanda  bahaya  kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini  sehingga  dapat  ditangani dengan  benar  karena  setiap  tanda bahaya  kehamilan  bisa mengakibatkan  komplikasi kehamilan.  Tanda  bahaya kehamilan  antara  lain: perdarahan pervaginam,  bengkak  pada  muka atau  tangan  yang  disertai  sakit Kepala  yang  hebat,  penglihatan kabur  dan  kejang,  nyeri  abdomen Bagian  bawah,  mual  muntah berlebihan,  demam  tinggi,  janin kurang  bergerak  seperti  biasanya dan ketuban pecah dini.
B. Rumusan masalah
1.  Apa yang dimaksud dengan pengertian deteksi dini ?
2.  Apa saja tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut?
           3.  Bagaimana mengetahui adanya tanda-tanda kompliakasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut?
4. Bagaimanaa penanganan dalam menghadapi tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut?
C. Tujuan
            1. Mengetahui pengertian deteksi dini
            2. Mengetahui tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
3. Mengetahui cara bagaimana mengetahui tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
4. Mengetahui penanganan dalam menghadapi tanda-tanda komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut 

BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pengertian Deteksi Dini dan Tana Bahaya Kehamilan
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.

Deteksi dini dalam pelayanan  antenatal adalah mengarah  pada  penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan  kunjungan  rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi  faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Tanda bahaya kehamilan  adalah tanda-tanda  yang  mengindikasikan adanya  bahaya  yang  dapat  terjadi selama  kehamilan  atau  periode antenatal,  yang  apabila  tidak dilaporkan  atau  tidak  terdeteksi  bisa menyebabkan kematian ibu.
B.              Tanda-Tanda Dini Bahaya/ Komplikasi Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
Komplikasi pada ibu dan janin masa kehamilan lanjut :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan kabur
d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
e. Keluar cairan pervaginam
f. Sakit kepala yang hebat
g. Gerakan janin tidak terasa
h. Nyeri perut yang hebat

1.  Penglihatan Kabur

a.  Pengertian
Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan keadaaan yang mengancam jiwa, adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan.
b. Penyebab
        Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Per        ubahan ringan adalah normal. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre-eklampsia.
  c. Tanda dan gejala
      a)  Masalah visual yang  mengidentifikasikan keadaaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendak.
      b)   Perubahan visual ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan              preeklamsia.

     d.    Diagnosa penunjang
             Pemeriksaan data : Periksa TD, protein urine, reflex, dan edema

e.    Penanganan
         Berikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda pre-eklamsia dan segera merujuknya ke dokter spesialis kandungan.

2.  Bengkak Pada Wajah Dan Jari-Jari  Tangan
a.  Pengertian
Edema ialah penimbunan cairan secara  umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis preeklamsia.Selain itu,kenaikan BB ½ kg setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka perlu kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia.

Bengkak  pada  muka  atau tangan,  disertai  sakit  kepala, penglihatan kabur dan kejang Hampir  separuh  dari  ibu  hamil  akan mengalami  bengkak  yang  normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore  hari  dan  biasa  hilang  setelah beristirahat  atau  meninggikan  kaki.
b.    Penyebab
Bengkak  bisa  menunjukkan  masalah serius  jika  muncul  pada  muka  dan tangan,  tidak  hilang  setelah beristirahat,  dan  disertai  dengan keluhan  fisik  yang  lain.  Hal  ini merupakan  pertanda  anemia,  gagal jantung  atau  pre-eklamsia.  Sakit kepala yang hebat dan kadang-kadang pandangan  kabur  juga  merupakan tanda  pre-eklamsia.  Bengkak  pada wajah  dan  kaki  yang  disertai  tekanan darah  tinggi  dan  sakit  kepala,  bila keadaan  ini  dibiarkan  maka  ibu berisiko  mengalami  kejang-kejang. Keadaan ini disebut eklamsia.
c.    Tanda dan gejala
Gejala anemia dapat muncul dalam  bentuk edema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
d.     Diagnosa pembanding
Lakukan pemeriksaan Hb.
e.       Penanganannya
a) Jika  ibu  tidak  sadar  atau kejang,  segera  menyiapkan  fasilitas tindakan gawat darurat.
b)  Segera  dilakukan  penilaian terhadap  keadaan  umum,  termasuk tanda-tanda  vital  sambil  menanyakan riwayat  penyakit  sekarang  dan terdahulu  dari  pasien  atau keluarganya.
c)  Jika  pasien  tidak  bernafas  atau pernafasan dangkal:
(1)  Membebaskan jalan nafas.
(2)  Jika  tidak  bernafas  dilakukan ventilasi dengan masker dan balon.
(3)  Jika  pasien  bernafas,  diberi oksigen  4-6  liter  per  menit  melalui masker.
d)  Jika pasien tidak sadar/koma:
(1)  Membebaskan jalan nafas.
(2)  Membaringkan pada sisi kiri.
(3)  Mengukur suhu.
(4)  Memeriksa  adakah  kaku tengkuk.
e)  Jika kejang:
(1)  Membaringkan pasien pada sisi kiri,  tempat  tidur  arah  kepala  ditinggikan sedikit.
(2)  Membebaskan jalan nafas.
(3)  Melakukan  pengawasan  tanda-tanda vital.
(4)  Menghindarkan  pasien  jatuh dari tempat tidur.

3. Keluar Cairan Per Vaginam
a. Pengertian
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3. Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
 Perdarahan  vagina  dalam  kehamilan jarang  yang  normal  pada  masa  awal kehamilan.  Ibu  hamil  mungkin  akan mengalami perdarahan yang sedikit di sekitar  waktu  pertama  terlambat haidnya.  Perdarahan  ini  adalah implantasi,  dan  normal  terjadi. 
b.  Penyebab
Penyebabnya adalah serviks  inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.
c.   Tanda dan gejala
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum. 
Pada  awal  kehamilan perdarahan  yang  tidak  normal  adalah perdarahan  yang  merah,  banyak,  atau perdarahan  dengan  nyeri.  Perdarahan ini  dapat  berarti  abortus,  kehamilan mola  atau  kehamilan  ektopik.  Pada kehamilan  lanjut  perdarahan  yang tidak  normal  adalah  merah,  banyak, kadang-kadang terjadi disertai dengan rasa  nyeri.  Perdarahan  semacam  ini bisa  berarti  plasenta  previa  atau abrupsio plasenta.
d.   Diagnosa banding
a) Deteksi factor resiko
b) Deteksi infeksi secara dini
c) USG : biometri dan funelisasi
e.  Penanganan
     Penanganan umum:
a)  Meminta  bantuan,  menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b)  Melakukan pemeriksaan  secara cepat  keadaan  umum  ibu,  termasuk tanda  vital  (nadi,  tekanan  darah, respirasi dan temperatur).
c)  Jika  dicurigai  adanya  syok, segera  dilakukan  tindakan,  meskipun tanda-tanda  syok  belum  terlihat.  Jika terjadi  syok,  sangat  penting  untuk segera dilakukan penanganan syok.
4. Gerakan Janin Tidak Terasa
a. Pengertian
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil).
Janin  kurang  bergerak  seperti biasanya Ibu  mulai  merasakan  gerakan  janin selama  bulan  ke-5  atau    ke-6, beberapa  ibu  dapat  merasakan gerakan  janin  lebih  awal.  Jika  janin tidur,  gerakannya  akan  melemah. Janin  harus  bergerak  paling  sedikit  3 kali  dalam  periode  3  jam.  Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring  atau  beristirahat  dan  jika ibu  makan  dan  minum  dengan  baik (Pusdiknakes, 2003).
b. Penyebab
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
c.  Tanda dan gejala
     Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.
d.  Diagnosa pembanding  
a)      Pengumpulan data
Jika bayi sebelumnya bergerak dan sekarang tidak bergerak, tanyakan pada ibu : kapan terakhir bergerak.
b)      Pemeriksaan
(1)   Raba gerakan bayi
                              (2)   Dengarkan DJJ
      (3)   Jika pemeriksaan radiology tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari.
      (4)   USG merupakan  sarana diagnostic yang baik untuk memastikan kematian janin
      Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
e.   Penanganannya
      Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
5. Nyeri Perut Yang Hebat
a. Pengertian
Nyeri pada abdomen yang hebat.Nyeri  abdomen  yang  tidak berhubungan  dengan  persalinan normal  adalah  tidak  normal.  Nyeri abdomen  yang  mungkin menunjukkan  masalah  yang mengancam  keselamatan  jiwa  adalah nyeri  abdomen  yang  hebat,  menetap, dan  tidak  hilang  setelah  beristirahat.
b. Tanda dan gejala
Nyeri abdomen  yang  mungkin menunjukkan  masalah  yang mengancam  keselamatan  jiwa  adalah nyeri  abdomen  yang  hebat,  menetap, dan  tidak  hilang  setelah  beristirahat. Hal  ini  bisa  berarti  apendisitis, kehamilan  ektopik,  abortus,  penyakit radang  panggul,  infeksi  dan  lain-lain. Nyeri  perut  pada  kehamilan  muda diagnosisnya  mungkin  karena kehamilan  ektopik,  solusio  plasenta, kista  ovarium,  dan  pielonefritis. Sedangkan  nyeri  perut  pada kehamilan  lanjut,  diagnosisnya mungkin  apendisitis  atau  infeksi (Pusdiknakes, 2003; Saifuddin, 2006).
c. Penyebab  
    Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
d. Deteksi dini
a) Pengumpulan data
      (1) Tanyakan paada ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, tanyakan kapan mulaai diselesaikan.
      (2) Tanyakan pada ibu apakah ia mempunyai tanda dan gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
           
e. Diagnosa banding
        Pemeriksaan :
                  a)      Ukur TTV
      b)      Lakukan pemeriksaan eksternal, pemeriksaan internal, raba kelembutan abdomen atau rebound tenderness.
            c)      Pemeriksaan protein urine
f.   Penanganan
            Penanganan umum:
a)   Segera melakukan pemeriksaan keadaan  umum  meliputi  tanda  vital (nadi, tensi, respirasi,suhu).
b)  Jika  dicurigai  syok,  segera melakukan  penanganan  syok meskipun gejala syok tidak jelas.
c)  Jika  ada  syok,  segera  memberi terapi dengan baik. (Saifuddin, 2006)
6 . Pemeriksaan Kardiopulmonary
  a. Pengertian :
Pemeriksaan  kardiopulmonary/resusitasi  adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang  mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali.
b.  Penyebab
            CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, pada bayi tidak cukup bulan. Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran O2 ke janin berkurang. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya system kardiopulmonary pada bayi, atau terjadinya asfiksia pada bayi.
      - Penyebab asfiksia pada ibu
            a) preeklamsia dan eklamsia
            b) perdarahan
            c) partus lama/macet
            d) demam selama persalinan
            e) infeksi berat
            f) kehamilan post matur
      - Penyebab asfiksia pada bayi
            a) lilitan tali pusat
            b) simpul tali pusat
            c) prolapsus tali pusat
            d) bayi premature
            e) persalinan sulit
            f) air ketuban bercampur mekonium
c.  Tanda dan gejala
         Sesak nafas, tidak sadar diri, tidak adanya denyut dan tanda peredaran darah  serta warna kulit tidak wajar. Pada BBL ; apakah bayi cukup bulan?, cairan amnion jernih?, bernafas atau menangis?, tonus otot naik?.
d.  Penanganan
            Rumus ABC Resusitasi
Pada Keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernapas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Bila proses pernapasan dan peredaran darah gagal, diperlukan tindakan resusitasi untuk memberikan oksigen ke tubuh. Tindakan ini didasarkan pada 3 pemeriksaan yang disebut langkah-langkah ABC resusitasi: Airway (saluran napas), Breathing (bernafas), dan Circulation (peredaran darah). Untuk orang yang tidak sadar, ikuti urutan ABC sebelum memberikan pertolongan lain Buka saluran napas, usahakan  agar si pasien bernafas, dan periksa kelancaran peredaran darahnya dari denyut nadi atau petunjuk lain seperti kewajaran warna kulitnya. Bila pasien tidak bernafas, segera berikan pernapasan bantuan untuk meniupkan oksigen ke tubuhnya. Bila tidak ada denyut atau tanda peredaran darah lalin, segeralah lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation; resusitasi jantung-paru)
a)      Airways
            Untuk membuka saluran napas, letakkan satu tangan di dahi pasien, dan dua jari tangan di bawah dagunya. Dengan lembut dongakkan kepalanya dengan menekan dahi sambil sedikit mendorong dagu pasien.
b)       Breathing
          Memeriksa ada tidaknya napas, dengarkan bunyi napasnya atau rasai dengan pipi anda sampai 10 detik. Bila tak ada tanda bernafas, mulailah pernapasan buatan.
c)      Circulation
                  Untuk memeriksa peredaran darah, raba denyut nadi dengan dua jari selama 10 detik. Untuk bayi rabalah denyut brakhial di bagian dalam lengan. Untuk orang dewasa atau anak-anak, raba denyut karotid di leher di rongga antara trachea (saluran udara) dengan otot besar leher. Periksa tanda-tanda lain peredaran darah, misalnya kewajaran warna kulitnya. Bila tak ada tanda-tanda peredaran darah, segera lakukan CPR.
- Penanganan  pemeriksaan kardiopulmonary pada BBL
                                     
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
     Bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut beresiko mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu.
             Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai selama kehamilan antara lain: Perdarahan, pervaginam,Sakit kepala yang hebat, Penglihatan kabur,Bengkak pada muka dan tangan   Keluar cairan pervaginam, Nyeri/ sakit perut yang hebat,Gerakan janin tidak terasa.
      Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).




B. Saran
1.  Bagi mahasiswa:
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

     2.    Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education untuk mencegah infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

1.  Varney . 1997. Varney’s Midwifevery.
2.  Bennet, V.R. Brown, L.K .1993. Myles text book for midwives 
3.  Pusdiknakes : WHO: JHPIEGO. 2001. Buku asuhan antenatal.
4.  Saifuddin , Abdul Bari, dkk. 2002. Panduan praktis pela


Tidak ada komentar:

Posting Komentar