Minggu, 21 September 2014

MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI & BALITA (Membuat Rencana Asuhan pada Bayi 2-6 hari Meliputi Kebersihan Kulit, Keamanan, Tanda-tanda Bahaya, Penyuluhan sebelum Bayi Pulang )


BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Rencana asuhan pada bayi hari ke-2 sampai hari ke-6 setelah lahir harus dibuat secara menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai dengan keadaan bayi pada saat itu, apakah dalam keadaan sehat/normal atau mengalami sakit/gangguan.
Pada bayi-bayi yang lahir di rumah sakit atau klinik-klinik bersalin, asuhan pada bayi usia 2-6 hari ini juga harus diinformasikan atau diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali kerumah, mereka sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang diberikan kepada bayi usia 2-6 hari meliputi hal-hal yang berkaitan dengan minum, BAK, BAB, Tidur, kebersihan kulit, keamanan, tanda-tanda bahaya dan penyuluhan.

B. TUJUAN   
1 Mengetahui cara menjaga kebersihan kulit bayi
2 Mengetahui cara menjaga keamanan pada bayi
3 Mengetahui tanda-tanda bahaya
4 Mengetahui penyuluhan sebelum bayi pulang

 
BAB II
   PEMBAHASAN
A. KEBERSIHAN KULIT
1. Kulit normal bayi
Pemeriksan kulit sangat penting dalam pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Kesehatan neonates dapat diketahui dari warna, integritas,d an karakteristik kulitnya. Dengan alat batu pemeriksaan yang canggih, kita dapat mengetahui usia, status nutrisi, fungsi system organ, dan adanya penyakit kuit yang bersifat sistemik. Adanya luka memar, dan tanda lahir dapat menimbulkan kecemasaan bagi orang tua. Pemeriksaan yang lengkap pada kulit mencakup inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan inspeksi dapat melihat adanya variasi kelainan kulit. Namun untuk menghindari masalah yang tidak tampak jelas, dilakukan pemeriksaan inspeksi berupa penilaian ketebalan dan konsistensi kulit.
            Fungsi kulit adalah sebagai perlindungan, baik fisik maupun imunologis, regulasi panas, dan indera peraba. Pemahaman tentang struktur kulit sangat penting agar kita dapat melakukan pemeriksan dan mengidentifikasi  adanya kelainan

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1.      Epidermis (bagian luar)dibagi menjadi 5 lapisan: lapisan teratas adalah startum korneum (terdiri dari sel mati) yang secara konsisten terkikis dan tergantikan. Pada bagian terendah banyak mengandung keratin dan melanosit.
2.      Dermis terdiri dari jaringan fibrosa dan elastic, kelenjar keringat, kelenjar sebaseaus, pangkal rambut, pembuluh darah, dan saraf.
3.      Subkutan yang terdiri dari lemak kulit yang berfungsi untuk melindungi organ  dalam tubuh dan sebagai tempat penyimpanan energy.

         Kulit bayi baru lahir secara struktur dasar hamper sama  dengan kulit orang dewasa. Kulit bayi biasanya tipis, lembut dan biasanya mudah tterkena trauma, baik akibaat peregangan , tekanan atau bahan-bahan dengan pH yang berbeda. Semakin premature seornag bayi, semakin kurang kematangan fungsi kulitnya. Fibril yang menghubungkan  lapisan dermis dnegan  epidermis lebih rapuh dan stratum kornium lebih tipis.kelenjar keringat, walaupun sudah ada sejak lahir, belum mencapai fungsi maksimal eperti orang dewasa.
            Kulit janin dalam uterus ditutupi oleh vernik caseosa yang merupakan  hasil konsepsi material lemak berwarna putih/kuning yang terbentuk akibat sekresi kelenjar sebasea dan penumpukan sel mati. biasanya muncul selama trimester III dan berkurang sampai usia kehamilan mencapai 40 minggu. Verink kaseosa sering kali dijumpai pada saat lahir dan biasannya menghilang daalam beberapa jam melalui proses absorbsi. Didalam uterus janin diselubungi lanugo, yaitu rambut yang pertama kali muncul pada minggu ke 20 dan menutupi sebagian tubuh, termasuk wajah, dan menghilang pada usia kehamilan ke-40 minggu atau lebih. Dengan melihat anatomi dan fisiologisnya, taampaak bahwa kulit bayi mempunyai perranan penting ddalam melindungi bayi. Kelenjar sebasea biassanya belum aktif, namun mungkin akan mengalami pelebaran pada daerah hidung dan pipi berbentuk bintik-bintik putih yang disebut milia.
            Dengan demikian kita perlu menjaga kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi atau penyakit. Salah satu cara untuk menjaga kebersihan ulit adalah dengan memandikan bayi. Memandikan bayi pertama kali harus ditunda minilmal 6 jam, dan disarankan setelah 24 jam pertama, untuk mencegah hipotermia karena anatomi kulit  dan fungsi pengaturan suhu bayi (hipotalamus) masih belum sempurna sehingga bayi tidak dapat langsung menghadapi stress, baik suhu dingin  maupun panas yang berlebihan. Setelah 6 jam, diperkirakan suhu tubuh bayi sudah stabil dan bayi cukup mampu mengatasi tentang lingkungan, baik panas maupun dingin ( biasanya 2 hari fungsi termogulasi sudah baik). Jika bayi tterpapar lingkungan yang dingin, metode pengaturan suhu akan bekerja, baik dengan menggigil  (peningkatan aktivitas, postur tubuh dan menangis)  atau tanpa menggigil (penggunaan lemak coklat sebagai kompensasinya)
            Harus diingat pula bahwa ketika memandikan, bayi kemungkinan kehilangan panas melalui konveksi, konduksi, evaporasi dan radiasi. Konduksi adalah proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung dengan benda-benda yang mempunyai suhu rendah (misal., bayi diletakan diatas meja yang terbuat dari logam ). Konveksi adalah proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan udara dingin disekitarnya (misal., bayi berada  didalam suatu ruangan yang dingin atau menggunakan kipas angin). Evaporasi adalah proses hilangnya panas tubuh jika bayi dalam keadaan basah. Rradiasi proses hialngnya panas tubuh jika bayi diletakan dengan benda-benda yang lebih rendah suhunya dari suhu tubuhnya.

            Kehilangan panas
            Ketika dalam kandungan, bayi berada dalam lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius. Setelah lahir, bayi masuk ke suasana yang jauh lebih sejuk. Suhu ruangan persalinan yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap pada tubuhnya.
            Luas permukaan kulit yang berbanding lurus dengan massa tubuh bayi menyebabkan bayi beresiko kehilangan panas, terutama dari bagian kepala bayi yang merupakan 25%    dari ukuran seluruh tubuhnya.

Bayi yang baru lahir mungkin penuh berlumur darah dan cairan amniotik, kadang-kadang juga dengan vernix, substansi mirip keju yang melindungi kulit bayi ketika masih ada di dalam rahim. Kulit bayi yang baru lahir mungkin dilapisi bulu halus yang hitam, bernama lanugo, yang akan lenyap dalam 2 bulan kehidupan awalnya. Warna kulit mungkin mula-mula kelihatan biru tua, tetapi setelah bayi mulai bernafas akan berubah menjadi merah jambu sehat.

2. merawat kulit bayi
Merawat kulit bayi merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh para ibu. Hal ini disebabkan oleh kulit bayi yang masih sangat muda dan sensitif yang rentan akan berbagai unsur penyakit dan berbagai macam gangguan lainnya. Kadang para ibu melupakan mengenai perawatan bayi ini, karena melihat bahwa kulit bayi yang begitu halus, lembut dan kelihatan segar, sehingga merasa perawatan kulit bayi tidak diperlukan lagi. Ya, anggapan ini sangat salah, kulit bayi sangat rentan terkena biang keringat, alergi, ruam, iritasi dsb, oleh karena itu peran seorang ibu atau orang tua dalam menjaga kesehatan bayi khususnya mengenai kesehatan kulit sangat diperlukan.  Selain itu, penyakit kulit bayi berat (contoh bersifat patologis) semula berawal dari tidak sehatnya lingkungan

3. Cara merawat kulit Bayi
a. Memandikan Bayi
1)       Perhatikan suhu air mandi terutama untuk bayi baru lahir. Sebaiknya suhunya tidak terlalu panas atau dingin.
2)       Bersihkan kulit bayi dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan, air seni, dan tinja dengan air. Mandi dua kali sehari juga akan membantu membersihkan kulit bayi. Jika aktivitas dan gerakan anak atau bayi anda sangat aktif, mandi dapat dilakukan 3x sehari.
3)       Pada saat dimandikan, perhatikan betul mengenai sabun yang akan digunakan. Sabun yang baik bagi kulit bayi adalah sabun khusus untuk bayi yang tidak terlalu keras dan memiliki pH antara 4,5 - 5 dan usahakan sabun agak berminyak, hal ini untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi. Sangat baik bila bilasan dilakukan dua kali untuk membersihkan bahan kimianya. Bila terjadi iritasi terhadap merek tertentu sebaiknya beralihlah ke merek lain, jangan biarkan berlarut-larut.
4)       Daerah seperti sela jari jemari, ketiak, serta selangkangan, jangan sampai terlewatkan.
5)       Cara membersihkan alat kelamin bayi perempuan dan laki-laki berbeda. Pada bayi perempuan, basuh alat kelaminnya dari bagian depan ke belakang atau ke arah anus dengan menggunakan kapas atau waslap basah. Pada bayi laki-laki, tarik kulupnya perlahan-lahan hingga tampak lubang kencingnya, baru kemudian bersihkan dengan kapas atau waslap basah.
6)       Setiap kali bayi buang air besar, bilas anus dan daerah sekitarnya dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Kalaupun terpaksa menggunakan tisu atau kapas basah, pilihlah tisu basah khusus bayi yang tanpa alkohol. Alkohol dikhawatirkan bisa membuat kulit bayi teriritasi.
7)       Selesai mandi, gunakan handuk lembut agar nyaman di kulit bayi.
8)       Gunakan pelembab khusus bayi berupa lotion atau krim yang berfungsi untuk mempertahankan atau menambah kandungan air yang terdapat di dalam kulit, khususnya kulit bagian luar (epidermis)
b  Pemilihan Pakaian dan Popok Bayi
1)       Pilih pakaian dan popok berbahan lembut dan tipis dari bahan katun atau campurannya. Hindari bahan nilon yang umumnya membikin bayi gerah dan mudah keringatan. Kondisi ini akan mudah mengundang kuman atau bakteri yang mudah memunculkan ruam dan gatal-gatal. Jika bayi sudah bisa menggaruk, kemungkinan terinfeksi pun menjadi lebih besar.
2)       Hindari pakaian dan popok yang terlalu ketat karena bisa membuat kulit bayi terluka bila lama tergesek bahannya.
3)       Ganti segera pakaian bayi bila terkena kotoran. Entah itu berupa muntahan, tumpahan makanan, apalagi jika terkena feses atau air seninya. Kontak kulit dengan feses dan air seni dalam waktu lama akan menyebabkan terjadinya ruam popok.
4)       Cuci pakaian bayi dengan sabun cair karena bahan kimia dalam sabun deterjen bubuk umumnya lebih tajam. Bila bahan deterjen ini tertinggal di baju sangat mungkin akan membuat kulit bayi teriritasi. Ibu juga boleh menggunakan sabun krim asalkan sabun itu terlebih dahulu dicampur dengan air dan menjadi cair. Pewangi pakaian tidak terlalu dianjurkan. Yang dikhawatirkan bukanlah kontak cairan pewangi itu dengan kulit bayi, melainkan aromanya yang dapat terhirup masuk ke dalam tubuh bayi. Asal tahu saja, aroma yang terkandung dalam pewangi pakaian mengandung bahan kimia.
c  Gunakan Kosmetika Yang Aman Bagi Bayi
1)       Teliti terlebih dulu terhadap kosmetika yang akan digunakan termasuk isi, tujuan, cara pemakaian, tanggal produksi, masa kadaluwarsa dan izin POM.
2)       Gunakan kosmetika bayi secara benar sesuai dengan aturan yang tertera
3)       Jangan gunakan penggunaan kosmetika bayi secara berlebihan, hal ini akan membuat tersumbatnya pori-pori yang dapat menimbulkan terjadinya ruam
4)       Gunakan bedak dan minyak telon setelah mandi ke seluruh tubuh untuk menjaga kulit bayi dari iritasi, selain itu penggunaan minyak telon ini dapat menghidanrkan bayi dari gigitan serangga karena baunya yang menyengat yang tidak disukai oleh serangga.
5)       Jangan menggunakan kosmetika yang mengandung alkohol, karena dikhawatirkan akan membuat kulit bayi lebih mudah mengalami iritasi.
6)       Sebaiknya konsultasikan ke dokter dulu ke dokter sebelum menggunakan kosmetika bayi atau meminta saran jenis kosmetika bayi yang aman bagi bayi.
d  Lindungi Bayi dari Terpaan Sinar Matahari Siang
1)       Jika bayi harus dijemur untuk mendapatkan tambahan vitamin D demi pertumbuhan tulangnya, lakukan hal itu di bawah jam sembilan pagi.
2)       Jika berdomisili di lokasi dengan tingkat polusi yang cukup tinggi, terutama di kota-kota besar, disarankan untuk menjemur bayi sebelum jam 8 pagi
3)       Hindari terpaan langsung bayi dari sinar matahari siang, terkena sinar matahari secara langsung rentan terkena penyakit kanker kulit.
4)       Bila ingin membawa bayi keluar rumah, gunakan pelindung seperti payung atau topi. Krim pelindung matahari (sunblock) bisa digunakan asalkan dikonsultasikan pada dokter terlebih dulu. Hati-hati jangan sampai mengenai mata, mulut, dan telapak tangan si kecil.
e. Ciptakan Lingkungan Yang Sehat Bagi Bayi
1)       Bersihkan kamar bayi yang akan digunakan.
2)       Ciptakan suhu kamar atau lingkungan yang sesuai yang dapat membuat nyaman bayi. Suhu lingkungan yang tidak pas buat si kecil akan membuat kulitnya bereaksi, misalnya langsung muncul bintik warna merah.
3)       Perhatikan mengenai ventilasi kamar bayi. Ventilasi kamar bayi sebaiknya jangan terlalu lebar dan juga jangan terlalu sempit. Kondisi udara yang terus berganti di kamar bayi cukup baik bagi bayi. Selain itu beberapa kasus biang keringat yang terjadi pada bayi dapat diatasi dengan lingkunga udara yang sejuk
4)       Jika suhu ruangan bayi dianggap terlalu panas, dapat menggunakan air conditioner atau kipas angin tapi terpaannya usahakan jangan langsung mengarah ke  bayi.
5)       Hindari penggunaan obat nyamuk jenis apapun, jika ingin menghindari bayi dari gigitan nyamuk, gunakan kelambu saja. Racun yang terdapat dalam obat nyamuk dikhawatirkan akan membahayakan bayi itu sendiri
6)       Potong kuku bayi secara teratur. Kuku bayi yang tidak terpelihara dengan baik sering mendatangkan masalah bagi kulit bayi. Umpamanya, kuku yang panjang-panjang akan lebih mudah dimasuki kotoran. Bila bayi menggaruk tubuhnya, mungkin sekali akan terjadi infeksi. Untuk itu, potong kuku bayi secara teratur.


B.  KEAMANAN
            Pencegahan infeksi adalah satu aspek penting  dalam perlindungan dan keamanan pada bayi baru laahir, yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1.      Mencuci tangan sebeum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif untuk mencegah infeksi.
2.      Setiap bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang.
3.      Menyediakan linen atau kain yang cukup
4.      Mencegah anggotan tenaga atau tenaga kesehatan yang sedang sakit menangani bayi. Stafilokokos merupakan penyebab tersering  infeksi nosokamal. Kadang beberapa rumah sakit menggunakan cairan antiseptic atau sabun. Contoh yang mengandung heksaklorophan untuk  mencegah kemungkinan infeksi tersebut.
5.      Memandikan bayi tidk boleh sering-sering  dilakukan karena akan berdampak pada kulit yang belum sempurna, bagian muka, lipatan-lipatan kulit , dan bagian dalam popok dapat dibersihkan 1-2 kal/ hari untuk mencegah lecet/ tertumpuknya kotoran pada daerah tersebut..
6.      Menjaga kebersihan dan keringnya tali pusat
7.      Mengganti popok dan menjaga kebersihan area bokong
Pencegahan Masalah Pernafasan meliputi :
1.      Pencegahan hipotermia dan kemungkinan infeksi
2.      Menyendawakan bayi setelah menyusui untuk mencegah aspirasi pada saat terjadi gumoh atau muntah.
3.      Jika tidur bayi harus dibaringkan terlentang atau miring.
Pencegahan Hipotermia :
1.      Tidak sering memaparkan baayi pada udara yang dingin.
2.      Menjaga suhu ruangan sekitar 18-210 C
3.      Bayi menggunakan pakaian hangat dan tidak tterlalu ketat.
4.      Segera menggantikan kain yang basah.
5.      Memandikan bayi dengan air hangat kurang lebih 370 C
6.      Bedong/ selimut harus memfasilitasi pergerakan tangan dan kaki.

Pencegahan perdarahn dilakukaan dengan pemberian vitamin K 1 mg IM yang memicu pembentukan protombin.
Pencegahan luka dan Trauma :
1.      Jangan meninggalkan bayi
2.      Pada saat memandikan bayi, perhatikan atau cek suhu air terlebih dahulu. Hindarkan memasukan air panas terlebih dahulu karena akan menyebabkan panas yang lama pada baagiaan dasar bak mandi.
3.      Gunakan bak maandi yang tidak tinggi/terlalu ddalam, alu isi dengan iar kurang dari setengah tinggi bak mandi untuk mencegah bayi tenggelam.
4.      Memnidahkan bayi haarus dengan menggunakan kain untuk menghindari jatuh karena permukaan kulit yang licin dan pergerakan bayi.
5.      Jika menggunakan peniti untuk  mengikatkan popok, gunakan salah satu tangan di dalam popok untuk memastikan bayi tidak sampai tertusuk peniti tersebut.
6.      Pergunakan sarung tangan bayi untuk mencegah luka  karena kuku bayi yang panjang.
7.      Sarung tangan bayi yang digunakan harus elastic tidak ketat untuk mencegah penekanan terhadap sirkulasi darah ke bagian jari tangan.
8.      Bayi tidak perlu memerlukan bntal sampai usia 2 tahun, jangan menempatkan bantal diatas kepala agar wajah tidak tertutup oleh bantal.

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan tetap menjaganya, jangan meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi.

1. Cara Bayi agar tidak Gumoh  

a. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu.
b. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
c. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
d. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
e. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
f. Jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
g Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
i. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
j. Hindari bayi tersedak.
Bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.

2. Perlu Observasi
Adalah sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayi Anda yang mengarah pada hal patologis. Anda tak perlu khawatir jika:       Berat badan bertambah (dalam rentang normal),  bayi tampak senang, pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya, Anda perlu khawatir jika: Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan, Infeksi dada berulang, Muntah disertai darah, Bayi dehidrasi,  Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayi antara lain: Bayi tidak tenang/selalu rewel, Bayi tidak ingin menyusu,Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu, Bayi muntah /gumoh secara berlebihan.

C.   Tanda-Tanda Bahaya
Tanda-tanda bahaya dibagi menjadi dua:
1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
a.  Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
b. Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
c. Letargi : bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
d. Warna kulit abnormal/ bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning.
e. Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
f.  Tanda atau perilaku abnormal atau tidak biasa.
g. Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau berdarah/ lender.
h. Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.

2.      Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.
a.  Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit
b. Kehangatan terlalu panas  ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc )
c. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
d.  Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e.  Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
f. Tinja/ urin, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
g. Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang. menangis terus menerus.

3. Rencana asuhan:
a.Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama.
b. Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
c.Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih.
4.Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

            Tali Pusat
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah sekali terkena infeksi. Jika tali pusat yang belum putus tak sengaja terkena air saat bayi dimandikan, keringkan dengan cotton buds atau kasa steril. Jangan bubuhi ramuan apa pun pada pangkal tali pusat. Umumnya, tali pusat akan putus antara 1-2 minggu setelah kelahiran, tapi bisa juga terjadi lebih dini atau lebih lambat.
Perawatan menggunakan alkohol dan penutupan tali pusar sudah tidak dianjurkan lagi, perawatan cukup menggunakan air matang dan biarkan tali pusar tetap terbuka. Usahakan tali pusar tetap kering, untuk mengelap bisa menggunakan tissue atau kain kasa steril. Tetap amati terhadap tanda-tanda infeksi
5. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
6.Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
7.Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi.

Beberapa gejala bayi terkena infeksi yaitu : Malas minum, Gelisah, Frekuensi , pernafasan meningkat, Mengantuk (letargi) atau tidak sadar,Berat badan turun,Pergerakan kurang, Muntah, Diare, Odema, Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau kurang dari norma, Adanya nanah dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas ke kulit perut serta berbau busuk.

Diagnosa

Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas seperti yang terdapat pada bayi sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan pengamatan yang cermat.
Diagnosis dini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingkah laku bayi dapat merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum.
Diagnosa infeksi perinatal sangat penting, yaitu disamping untuk kepentingan bayi itu sendiri tetapi lebih penting lagi untuk kamar bersalin dan ruangan perawatan bayinya. Diagnosis infeksi perianatal tidak mudah. Tanda khas seperti yang terdapat bayi yang lebih tua seringkali tidak ditemukan. Biasanya diagnosis dapat ditegakkan dengan observasi yang teliti, anamnesis kehamilan dan persalinan yang teliti dan akhirnya dengan pemeriksaan fisis dan laboratarium seringkali diagnosis didahului oleh persangkaan adanya infeksi, kemudian berdasarkan persangkalan itu diagnosis dapat ditegakkan dengan permeriksaan selanjutnya.
Infeksi pada neonatus cepat sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejala infeksi lokal tidak menonjol lagi. Walaupun demikian diagnosis dini dapat ditegakkan kalau kita cukup waspada terhadap kelainan tingkah laku neonatus yang seringkali merupakan tanda permulaan infeksi umum. Neonatus terutama BBLR yang dapat hidup selama 72 jam pertama dan bayi tersebut tidak menderita penyakit atau kelaianan kongenital tertentu, namun tiba – tiba tingkah lakunya berubah, hendaknya harus selalu diingat bahwa kelainan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh infeksi. Beberapa gejala yang dapat disebabkan diantaranya ialah malas, minum, gelisah atau mungkin tampak letargis. Frekuensi pernapasan meningkat, berat badan tiba – tiba turun, pergerakan kurang, muntah dan diare. Selain itu dapat terjadi edema, sklerna, purpura atau perdarahan, ikterus, hepatosplehomegali dan kejang. Suhu tubuh dapat meninggi, normal atau dapat pula kurang dari normal. Pada bayi BBLR seringkali terdapat hipotermia dan sklerma. Umumnya dapat dikatakan bila bayi itu ” Not Doing Well ” kemungkinan besar ia menderita infeksi.

Penatalaksanaan

Penanganan secara umum bayi yang mengalami infeksi, diantaranya adalah:   
1.     Mengatur tidur (semi fowler) agar sesak berkurang
2.    Bila suhu tinggi lakukan kompres
3.     Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit.
4.     Apabila bayi muntah lakukan perawatan muntah yaitu tidur miring ke kiri atau ke kanan.
5.     Apabila ada diare perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan
6.     Rujuk segera
Pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak terarah dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tahan terhadap antibiotik serta tumbuhnya jamur yang berlebihan seperti candida albicans.

D. PENYULUHAN SEBELUM BAYI PULANG

1.  Perawatan Tali Pusat
Telah banyak di lakukan uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih.
Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dulunya populer dan terbukti efektif untuk membersikan tali pusat, karena sesungguhya alkohol akan mudah menguap di daerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun.
Cara yang paling efektif adalah dengan membiarkan tali pusat tetap terbuka, mengering dan hanya di bersihkan setiap hari dengan air bersih dan bidan perlu memberikan informasi ini pada tiap ibu  agar tidak  terjadinya infeksi karena terjadinya peningkatan kelembaban pada kulit bayi.

2. Pemberian ASI

Asi Eksklusif dan Cara Menyusui yang Benar     

adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).

ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan.

Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif
8.      Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui
9.      Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
10.  Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi

Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan  tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
4.      Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk antibody bayi.
5.      Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
6.      Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk memperlancar ASI
7.      Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna

Cara menyusui yang benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
1.      Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
2.      Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
3.      Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan

Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
1.      Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
2.      Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3.      Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
4.      Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
5.      Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
6.      Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
7.      Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
1.      Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
2.      Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C  yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola  dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
3.      Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
4.      Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
5.      Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
6.      Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
7.      Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
8.      Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
9.      Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
10.  Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
11.  Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
12.  Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus  bayi

Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
1.      Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2.      Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3.      Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)
4.      Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5.      Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6.      Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
7.      Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
8.      Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
9.      Bibir bawah bayi melengkung keluar
10.  Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
11.  Terkadang terdengar suara bayi menelan
12.  Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
13.  Puting susu tidak terasa sakit atau lecet

Menciptakan praktek menyusui yang baik
1.      Posisi yang benar
2.      Perlekatan harus benar
3.      Tidak diberi botol atau empeng
4.      Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
5.      Perlihatkan cara menyusui yang efektif

Tanda-tanda posisi menyusu yang salah
1.      Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
2.      Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
3.      Sebagian besar daerah areola masih terlihat
4.      Bayi menghisap sebentar-sebentar
5.      Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
6.      Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
7.      Puting susu ibu lecet dan sakit
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal
1.      Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
2.      BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
3.      Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
4.      Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
5.      Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
6.      Berat badan bayi bertambah


3.      Jaga kehangatan bayi
Cara Menjaga Kehangatan Bayi
Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya berada pada angka 36,5°C hingga 37,5°C. Suhu tersebut lebih hangat dari suhu tubuh manusia normal. Karena itu perlu upaya yang tepat untuk menjaga suhu tubuh bayi baru lahir, agar selama awal adaptasinya di dunianya yang baru, bayi bisa bertahan dan tidak mengalami penurunan suhu tubuh secara drastis.

1.Jauhkan kipas angin/AC
Angin yang datang dari alat alat tersebut akan membuat bayi kedinginan, karena itu matikan terlebih dahulu. Walaupun orang tua atau orang lain di sekitar merasa kegerahan, jangan nyalakan kipas angin dan AC jika ada bayi yang baru lahir.

2. Tempatkan bayi diruangan yang hangat
Usahakan ruangan tempat bayi berada tetap hangat, rata rata bidan atau dokter kandungan yang mengurusi persalinan akan langsung menempatkan bayi di inkubator setelah beberapa saat setelah dilahirkan.

3. Susui bayi dan lakukan kontak kulit dengan sang ibu/metode kangguru

Cara menjaga suhu tubuh bayi baru lahir yang satu ini lebih disarankan, yaitu dengan menyusui bayi dan lakukan kontak kulit antara bayi dengan ibunya. Kontak kulit tersebut akan membuat sang bayi merasakan kehangatan sekaligus mendapatkan kebutuhannya, yaitu ASI pertama.
Itulah beberapa cara tepat untuk menjaga suhu bayi baru lahir agar tidak mengalami penurunan suhu tubuh. Jika Anda masih kurang faham, silahkan konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan yang mengurusi persalinan, apa saja yang harus dilakukan dengan bayi yang baru lahir dan apa sajakah hal hal yang harus dihindari saat mempunyai bayi baru.

  Perawatan Bayi
Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
1.      Pemberian nutrisi
            Berikan ASI sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
            Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
            Pastikan bayi mendapat cukup colostrum seiama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
2.      Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.
        Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
            Suhu ruangan setidaknya 18-21°C
            Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
            Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)
3.      Mencegah infeksi
            Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB.

Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
                   Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
            Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat, dan sabun setiap hari.

4.      Tanda-tanda bahaya
Jika muncul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk:
a) Memberikan penolongan pertama sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan.
b)Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera.

5.      Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif dan efisien. Imunisasi merupakan suatu  program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

 Manfaat Imunisasi
1.        Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2.       Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3.       Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati, 2010)
                       

 

BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Kebersihan kulit bayi merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Orang tua harus sering membersihkan kulit bayi dari keringat dan kotoran terutama daerah genital. Popok bayi harus sering diganti agar bayi terhindar dari ruam popok. Daerah kepala bayi juga harus dijaga kebersihannya agar tidak menimbulkan crradle cap.

2.Saran
            Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya orang tua atau orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Sedangkan dalam menjaga keamanan bayi yaitu jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menungggu. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.

    
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga
Muslihatun,Wafi Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya
http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-seborrheic-dermatitis-dandruff.html
2) Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi.Jakarta.CMP MEDIKA
3) http://blogger.com/insanimiftachuljanah