Jumat, 31 Januari 2014

KEPADA: YANG SEDANG PUTUS CINTA


KEPADA : YANG SEDANG PUTUS CINTA
By : Chen Alya

Aku tahu apa yang sedang kau rasakan. Kau melihat dunia ini seperti ruang yang kosong, muram, menyedihkan, dan berbagai jenis ketidakbahagiaan. Kau tidak ingin tersenyum karena kau tahu itu takkan membantumu, tapi kau pun tak ingin menangis karena semua itu membuatmu semakin buruk. Kau memilih untuk diam sambil memandang arah luar dari jendelamu. Ketika kau melihat sepasang kekasih kau merasa dunia tidak adil, kau melihatnya sampai jauh hingga menghilang; kau ingin menangis tapi dengan seluruh kesabaranmu kau coba untuk menahan. Kau coba menahan tapi tanpa kau sadari air mata mengalir disudut pipimu yang temeram.

Kau tidak ingin mengakui bahwa hubunganmu dengannya telah berakhir, meski apa yang ia perbuat membuatmu terluka. Lagi dan lagi kau memaafkan…, kau masih menganggapnya sebagai malaikat jubah putih yang sangat kau cintai, bagimu sangat tidak mungkin untuk melupakan semua kenangan dan berhenti untuk mencintainya. Dear, tidak tahu kenapa ia selalu membuatmu menangis dan kau masih tetap mencintainya? Itulah alur paling membingungkan.

Seminggu kemudian. Kau sudah mulai menyadari kenyataan itu, kau berusaha untuk lepas dari bayang-bayangnya dan kau pun sedikit terhibur. Kau mungkin melakukan sebuah perjalanan atau menghabiskan waktumu bersama teman dekat. Dan kau tahu benar bahwa apa yang kau lakukan adalah sebuah penolakan. Setelah beberapa minggu kau kembali menyadari arti kesepian dan air mata itu. Kau mengatakan pada dirimu sendiri bahwa kau sudah melupakannya sampai ke akar, kau berjanji demi hidupmu untuk tidak akan mengungkit, tapi semakin kuat kau melawan kenangan itu, bayangan masa lalu seperti seorang anak kecil yang merengek karena ditinggal ibunya pergi ke warung.

Luka yang membekas terlalu dalam. Tiada seorangpun yang dapat memahami luka itu. Siapapun itu ia tak akan paham karena mereka tidak menjalani apa yang sudah kau alami.kau lebih memilih untuk merebahkan diri dikamar dan menghabiskan waktumu dengan menyendiri. Kau ingin lari dari segala kemelut batin yang hampir menelanmu hidup-hidup karena rasa sakit hati itu. Bahkan, mendadak kau seperti terlahir sebagai Gibran.. kau menulis luka itu dalam halaman diary yang basah air matamu.

Kau dikelilingi sahabatmu dan mereka berkata “ it will be okay” tapi kau tahu kau tidak bisa, dan tidak akan bisa. Luka yang kau alami tetap akan membekas. Kau meyakinkan mereka apa yang sebenarnya kau tidak mampu : “aku baik-baik saja” katamu. Kau menyembunyikan luka itu dengan senyuman manismu. Kau melakukan hal yang kau sukai bahkan banyak diantara lawan jenismu yang mengulurkan tangannya untuk mengentasmu dari lembah bernama airmata itu, namun kau merasa “it’s enough!” kau berjanji pada hatimu untuk lebih mawas diri. Kau temukan TuhanMu yang selama itu kau abaikan. Kau ingin belajar arti cinta sejati..,pada Tuhan kau ingin belajar cinta sejati!

Kau itu aku!!!

1 komentar: