Rabu, 03 Februari 2016

MAKALAH BBL DENGAN ASFIKSIA SEDANG


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan pendidikan ekonomi yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga dengan kondisi  derajat kesehatan masyarakat yang tinggi  diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang tangguh, produktif,  dan mampu bersaing untuk menghadapi semua taantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan disegala bidang (Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu)
Angka kematian perinatal, angka kematian anak (bayi), angka kematian maternal, dan angka kematian balita merupakan parameter keadaan  kesehatan, pelayanan kebidanan dan kesehatan serta mencerminkan keadaan social ekonomi suatu Negara (Sofian, 2012: 149)
Menurut Hutchinso 1997 Asfiksia neonatorum ialah bayi baru lahir yang mengalami kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera setelah ia dilahirkan. Biasanya, keadan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia menjadi faktor terpenting yang dapat menghambat adaptasi pada anak baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin ( Maya, 2012 : 387). 
Asfiksia neonatorum akan terjadi apabila saat lahir bayi mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2 dari ibu kejanin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi ibu atau kelainan pada ibu saat kehamilan (Wiknjosastro, H. 2005 Hal.109)
Di  Indonesia  dari  seluruh  kematian  bayi,  sebanyak  57% meninggal pada masa bayi baru lahir yang berusia di bawah  satu  bulan.  Penyebab  kematian  tersebut  di  Indonesia adalah  Bayi  Berat  Lahir  Rendah  (BBLR)  29%,  asfiksia 27%  ,  trauma  lahir,  tetanus  neonaturum,  infeksi  lain  dan kelainan  kongenital  (DepKes  RI, 2011).
Berdasarkan data provinsi Jawa Barat tahun 2012 jumlah kematian bayi dan neonatal di Jawa Barat  tahun 2012 sebanyak 4431 kasus, penyebab kematian neonatal yaitu BBLR 1950 (44,0 %) Kasus, asfiksia 1179 (26,6 % ) kasus, tetanus neonatorum 22 (0,5%) kasus, sepsis 115 ( 2,6%) kasus, kelainan congenital 354 (8,0%) kasus, ikterus 58 (1,3%) kasus dan penyebab lain 753 (17,0%) kasus. Sedangkan tahun 2013 data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menunjukan jumlah kematian karena asfiksia sebanyak 75 bayi (30%) dan jumlah kelahiran hidup 46.657 bayi. (Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Tahun 2013)
Di RSUD Waled Kabupaten Cirebon pada Tahun 2015 kejadian asfiksia sebanyak 345 kasus dalam 6 bulan terakhir.






Tabel 1.1
Data Asfiksia di RSUD Waled
Bulan Juni-November 2015

Bulan
Jumlah
Juni
53
Juli
58
Agustus
52
September
59
Oktober
60
November
63
Total

345

Penyelidikan yang dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa (1971) menunjukan bahwa hipoksia menyebabkan nekrosis berat  dan difus pada jaringan otak anak yang meninggal dunia, keadaan ini sangat menghambat perumbuhan fisis dan mental anak dikemudian hari. Untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan tersebut, perlu dilakukan tindakan tepat dan rasional sesuai dengan perubahan yang mungkin terjadi pada penderita asfiksia.
AKB seharusnya dapat dicegah  apabila ibu hamil mempunyai kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara teratur pada tenaga kesehatan minimal 4 kali, bersalin ditenaga kesehatan sesuai standar Asuhan Persalinan Normal (APN), serta melakukan asuhan nifas dan Bayi Baru Lahir (BBL) secara rutin dengan dipantau oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan harus memberikan asuhan sesuai dengan standard dan pengadaan pelayanan kesehatan harus mudah dijangkau apabila terjadi kegawatdaruraatan sehingga AKB dapat dicegah.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan yang dituangkan dalam studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Patologi Bayi Baru Lahir pada By. Ny. A dengan Asfiksia Sedang di RSUD Waled Kabupaten Cirebon.

B.       Identifikasi  Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana memberikan  Asuhan Kebidanan pada By. Ny. A dengan asfiksia sedang di RSUD Waled Kabupaten Cirebon tahun 2015?”

C.      Tujuan  
1.        Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan BBL dengan asfiksia sedang sesuai standar asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dengan metode Subjektif, Objektif, Analisa dan penatalaksanaan (SOAP).
2.        Tujuan Khusus
a.         Pengkajian data : Mengkaji data By. Ny. A mulai dari :
1)        Tanda-tanda vital.
2)        Pemeriksaan fisik.
3)        Pemeriksaan penunjang
b.        Interpretasi data dasar berdasarkan diagnosa By. Ny. A
c.         Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
d.        Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkkan klien.
e.         Menyusun rencana asuhan pada asfiksia sedang.
f.         Pelaksanaan langsung asuhan efisien dan aman.
g.        Melakkukan evaluasi manajemen kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang.

D.      Ruang Lingkup
                   Asuhan ini diberikan pada By. Ny. A umur 23 tahun G1P0A0 dengan asfiksia sedang mulai tanggal 14 Desember sampai 24 Desember 2015 di ruang Perinatologi RSUD Waled, dengan memberikan penatalaksanaan sesuai kasus, yang kemudian di dokumentasian menjadi sebagai studi kasus.

E.       Manfaat Penulisan
1.        Manfaat Teoritis
a.         Meningkatkan kemampuan mahasiswa dari segi belajar mengaplikasikan materi yang diperoleh dikelas dan laboratorium, serta diaplikasikan dengan melakukan praktik secara nyata di rumah sakit. Manfaat Praktis
b.        Sebagai metode penilaian kepada mahasiswa dalam melaksanakan tugas PKK III serta untuk mendidik dan membimbing mahasiswa agar dapat lebih kompeten dalam melakukan asuhan kebidanan pada asfiksia.

2.        Manfaat Praktik
a. Dapat menerapkan pengetahuan serta ketrampilan yang telah didapat pendidikan tentang asuhan kebidanan pada BBL asfiksia




















BAB II
TINJAUAN TEORI


A.      Bayi Baru Lahir
1.      Definisi
Yang dimaksud bayi baru lahir (BBL) normal adalah : bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamiln  genap 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan.
2.      Tanda-tanda bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain: Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh kemerahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung >100x/menit, Grimace (reaksi), Gerakan aktif, Respiration (usaha nafas), bayi menangis kuat.
Kehangatan tidak terlalu panas, warna kuning pada kulit terjadi pada hari ke 2-3 tidak biru, pucat, memar; pada saat diberi makan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah; tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, dapat berkemih 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja; bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, tidak mudah tersinggung, tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

7
 
 
3.      Penampilan pada bayi baru lahir.
a.          Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi rangsangan terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan.
b.        Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu bangun. Adanya tremor pada waku menangis adalah  normal, tapi apabila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu pemeriksaan lanjut.
c.         Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang; kepala apakah simetris, benjolan seperti tumor yang lunak di belakang atas menyebabkan kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran.
d.        Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan kesimetrisan antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu.
e.         Mulut : penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan, saliva tidak ada pada bayi normal, apabila ada secret berlebihan kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.
f.         Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan; perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernafasan bayi, karena bayi biasanya masih ada pernafasan perut.
g.        Punggung: adanya benjolan atau tulang punggung dengan lekukan yang kurang sempurna.
h.        Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan.
i.          Kelancaran menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja dan kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinan Hischprung.
j.          Reflek: reflek rooting, bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi; Reflek hisap, terjadi apabila ada benda menyentuh bibir, yang disertai reflek menelan: Reflek morro ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetris seperti merangkul apabila kepala tiba-tiba digerakan.
k.        Berat badan: sebaiknya setiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan (Yeyeh Rukiyah, 2010: 5).
4.        Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan yang menunjukan suatu penyakit. BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain: sesak nafas, frekuensi pernafasan 60 kali/menit, gerah retraksi di dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi randah, kurang aktif, berat badan rendah (500-2500 gram) dan kesulitan minum.
Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda seperti sulit minum, sianosis sentral (lidah biru), perut kembung, periode apneu, kejang/periode kejang-kejang kecil, merintih perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir < 1500 gram.
5.        Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Untuk mempererat ikatan batin antara ibu dan anak , setelah dilahirkan sebaiknya bayi langsung diletakan di dada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan. Senutuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkn efek psikologis yang dalam  diantara ibu dan anak. Penelitian membuktikan bahwa ASI eksklusif  selama 6 bulan memang baik  bagi bayi.
6.        Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur bayi baru lahir  belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia sangat mudah terjadi pada baayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang hangat (JNPK-KR,2007)
7.        Mekanisme Kehilangan Panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui: a. evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti; b. konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin; c. konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya melalui kipas angin, hembusan udara, atau pendingin ruangan): d. Radiasi, yaitu ketika  bayi ditempatkaan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah  dari suhu tubuh bayi (JNPK-KR, 2007)

B.       Definisi Asfiksia
1.        Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat memasukan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, 2010 :  102)
Menurut Indriyani (2013), Asfiksia neonatorum adalah Suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksemia,hiperkardia dan asidosis.
Asfiksia neonaturum adalah keadaan bayi yang tidak bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Okta Dienda, 2012) 
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. (Sari wahyuni, 2012 : 28)
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Weni Kristianasar, 2010:73)
2.      Etiologi
Hipoksia janin yang dapat menyebabkan asfiksia terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan atau secara mendadak karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan. (Sarwono Prawirohardjo 2005 : 709)
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehinga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi dalam rahim ditunjukan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
a.         Faktor ibu 
Faktor ibu yang dapat menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir diantaranya adalah preeklamsi, pendarahan abnormal ( plasenta previa atau solusio plasenta), partus lama atau partus macet, demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC , HIV), kehamilan lewat waku (sesudah 42 minggu kehamilan)
Faktor yang menyebabkan penurunan sirkulasi utero/plasenter yang berakibat menurunya pasokan oksigen ke bayi sehigg dapat menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.
b.      Faktor tali pusat
1)        Lilitan tali pusat,tali pusat pendek, simpul tali pusat, prolapsus tali pusat.
2)        Adakalanya asfiksia terjadi tanpa didahului gejala dan tanda gawat janin.

c.       Faktor bayi
Bayi prematur ( sebelum 37 minggu kehamilan ), pesalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi vorset), kelainan bawaan ( congenital ) serta air ketuban bercampur mekonium ( warna kehijauan )
Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor resiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor resiko menjadi sulit atau ( sepengetahuan penolong ) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan (Manuaba, 2005)
Tabel 2.1
Penyebab Kegagalan Pernafasan pada Bayi (Towel,1966)

Faktor ibu
Faktor plasenta
Faktor janin
Faktor persalinan
-          Hipoksia ibu
-          Usia ibu >20/<35 tahun
-          gravid 4 atau lebih
-          Social ekonomi rendah
-          Penyakit pembuluh darah
-          Plasenta tipis
-          Plasenta kecil
-          Solusio plasenta
-          Perdarahan plasenta
-          Premature
-          IUGR (intrauterine growth ratardation)
-          Gemeli
-          Tali pusat menumbung
-          Kelainan congenital
-          Partus lama
-          Partus tindakan



3.      Diagnosis
Asfiksia Neonatorum yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia /hipoksia janin. Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin.
a.        Denyut Jantung Janin (DJJ)
Frekuensi normal  ialah antara 120-160 denyutan semenit, selama his frekuensi ini bisa turun, tetapi diluar his kembali lagi kepada keadaan semula. Peningkatan DJJ umumnya tidak banyak berarti, akan tetapi apabia frekuensi turun sampai 100 permenit diluar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur karena hal itu merupakan tanda bahaya.
b.      Mekonium dalam air ketuban
Mekonium dalam presentasi-sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin menunjukkan adanya gangguan oksigenasi dan menimbulkan kewaspadaan. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.
c.       Pemeriksaan pH Darah Janin
Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah itu diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai dibawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya oleh beberapa penulis.

4.      Pembagian serta Gejala dan tanda-tanda asfiksia pada BBL
a.       Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3).
Pada  kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis, sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat adalah sebagai berikut :
                      1)          Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 x per menit.
                      2)          Tidak ada usaha  napas.
3)         Tonus otot lemah  bahkan hampir tidak ada
4)         Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
5)         Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
6)         Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
b.      Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut:
1)      Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali per menit
2)        Usaha nafas lambat
3)        Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
4)        Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
5)        Bayi tampak sianosis
6)        Tidak terjadi kekurangan oksigen  yang bermakna selama proses persalinan

c.         Asfiksia ringan (nilai APGAR 7-10).
Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai berikut :
1)      Takipnea dengan nafas lebih dari 60 kali per menit.
2)        Bayi tampak sianosis.
3)        Adanya retraksi sela iga.
4)        Bayi merintih (grunting)
5)        Adanya pernafasan cuping hidung.
6)        Bayi kurang aktivitas
7)        Dari pemeriksaan auskultasi, diperoleh hasil ronchi, rales, dan wheezing positif. (Dewi, 2010: 102)
5.      Patogenesis
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbul rangsangan terhadap N. vagus sehingga bayi jantung menjadi lambat. Bila kekurangan O2 ini terus berlangsung, maka N. vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbul kini rangsang dari N. simpatikus. DJJ menjadi lebih cepat akhirnya irreguler dan menghilang. Secara klinis tanda-tanda Asfiksia Neonatorum  adalah denyut jantung janin yang lebih cepat dari 160 (takikardi)  kali permenit atau kurang dari 100 kali per menit (bradikardi), halus dan irreguler, serta adanya pengeluaran mekonium.
Kekurangan O2 juga merangsang usus, sehingga mekonium keluar sebagai tanda janin dalam asfiksia. Jika DJJ normal dan ada mekonium, janin mulai asfiksia. Jika DJJ lebih dari 160 kali permenit dan ada mekonium, janin dalam keadaan gawat.
Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian tersumbat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru. Bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis, bila alveoli janin tidka berkembang (Ani Triana, 2015:168).
6.        Penanganan Asfiksia pada bayi baru lahir
Bidan harus siap melakukan resusitasi BBL pada setiap menolong persalinan. Tanpa persiapan kita akan kehilangan waktu yang sangat berharga. Walau hanya beberapa menit saja. Bila BBL tidak segera bernafas, bayi dapat menderita kerusakan otak atau meninggal. Persiapan resusitasi dan persiapan diri.
a.       Persiapan keluarga ibu dan bayi
Sebelum menolong persalinan , bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada persiapan persalinan
b.      Persiapan tempat resusitasi
1)        Gunakan ruangan yang hangat dan terang.
2)        Tempat resusitasi hendaknya datar, rata, keras dan bersih, kering dan hangat misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar. Sebaiknya dekat pemancar panas dan tidak berangin.
c.       Persiapan alat resusitasi
                        1)      Kain kala 1 untuk mengeringkan bayi
                        2)      Kain kala 2 untuk menyelimuti bayi
                        3)      Kain kala 3 untuk ganjal bahu bayi
                        4)      Alat penghisap lendir De Lee
                        5)      Tabung atau sungkup
                        6)      Kotak alat resusitasi
                        7)      Sarung tangan
                        8)      Jam atau pencatat waktu
d.      Persiapan diri
Lindungi diri dari kemungkinan infeksi dnegan cara :
                        1)        Memakai APD
                        2)        Lepas perhiasan, cincin, jam tangan sebelum cuci tangan
                        3)        Cuci tangan dengan sabun danair mengalir
                        4)        Keringkan dengan kain bersih
                        5)        Gunakan sarung tangan
7.      Penilaian Dan Keputusan Resusitasi Bayi Baru Lahir
Seorang bidan harus mampu melakukan penilaian untuk mengambil keputusan guna menentukan tindakan resusitasi
Tabel 2.2
Penilaian Dan Keputusan Resusitasi Bayi Baru Lahir

LANGKAH
KETERANGAN
PENILAIAN
Sebelum bayi lahir
a.       Apakah kehamilan cukup bulan
Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah :
b.      Apakah ketuban jernih tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan)
c.       Menilai apakah bayi menangis atau bernafas megap-megap?
d.      Menilai apakah tonus otot baik

KEPUTUSAN
Memutuskan bayi perlu resusitasi jika
a.       Bayi tidak cukup bulan dan atau megap-megap/ tidak bernafas atau tonus otot bayi tidak baik
b.      Air ketuban bercampur mekonium
TINDAKAN
Mulai lakukan resusitasi segera bila
a.       Bayi tidak cukup bulan dan atau megap-megap/ tidak bernafas atau tonus otot bayi tidak baik
b.      Air ketuban bercampur mekonium:
c.       Lakukan resusitasi sesuai indikasi


Lakukan penilaian usia kehamilan dan air ketuban  sebelum bayi lahir, sambil meletakan dan menyelimuti bayi di atas perut ibu atau dekat perineum, lakukan penilaian cepat usaha nafas dan tonus otot penilaian ini menjadi dasar keputusan  apakah bayi perlu resusitasi.
Nilai skor tidak digunakan  sebagai dasar keputusan  untuk tindakan resusitasi. Penilaian harus dilakukan segera, sehingga keputusan resusitasi tidak didasarkan pada skor APGAR, tetapi skor APGAR tetap dipakai untuk menilai kemajuan  kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran
Dalam Menajemen asfiksia  proses penilaian sebagai dasar  pengambilan keputusan  bukanlah suatu proses sesaat yang dilakukan satu kali. Setiap tahapan menajemen asfiksia , senantiasa dilakukan penilaian untuk membuat keputusan , tindakan apa yang tepat dilakukan.



2.        Prosedur Resusitasi Bayi Baru Lahir
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu diresusitas, tindakan harus segera dilakukan. Penundaan pertolongan membahayakan bayi. Letakan bayi ditempat yang kering. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan diatas perut ibu atau dekat perineum.
a.       Pemotongan tali pusat :
                        1)      Pola diatas perut ibu
Bidan yang terbiasa dan terlatih meletakan bayi di atas kain yang ada di perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah, lalu selimuti dengan kain, dibuka bagian dada dan perut dan potong tali pusat. Tali pusat tidak usah diikat dahulu, tidak dibubuhkan apapun dan tidak dibungkus.
                        2)      Pola dekat perineum ibu
Bila tali pusat sangat pendek sehingga cara satu tidak memungkinkan, letakan bayi baru lahir  yang telah dinilai di atas kain bersih dan kering pada tempat yang telah disiapkan dekat perineum ibu. Kemudian segera klem dan potong tali pusat. Selanjutnya pindahkan bayi ke atas kain kira-kira 45 cm di atas perineum ibu.
Bila bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernafas megap-megap dan atau tonus otot tidak baik :
a)    Beritahukan ibu dan kelarga, bahwa bayi mengalami kesulitan untuk memulai pernafasannya dan bahwa anda akan menolongnya bernafas.
b)        Mintalah salah seorang keluarga mendampingi ibu untuk memberi dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan.
( Ika Putri Damayanti, 2012)
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi, yaitu :
1)        Memastikan saluran terbuka
a)         Meletakan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3cm
b)         Menghisap mulut dan hidung
c)        Bila perlu memaukan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernapasan terbuka.
2)      Memulai pernapasan
a)      Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernapasan
b)        Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ET dan balon atau mulut ke mulut ( hidari paparan infeksi )
3)        Mempertahankkan sirkulasi, Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompres dada 
3.      Komplikasi asfiksia neonatorum
a.         Otak : hipokstik iskemik ensefalopati, edeme serebri, palsi selebralis
b.        Jantung  dan paru: hipertensi pulmonal persisten, pendarahan paru, edema paru.
c.         Gastrointestinal: enterokolitis nekotrikan
d.        Ginjal : tubular nekrosis akut

4.        Prognosis
Asfiksia livida (biru) lebih baik dari pada pallida (putih). Prognosis tergantung pada kekurangan CO2 dan luasnya perdarahan dalam otak. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus dipikirkan kemungkinannya penderita cacat mental seperti epilepsia dan bodoh dan masa mendatang.
5.        Komplikasi
a.       Cacat mental
b.      Pneumonia dan mungkin kematian
6.        Pencegahan
Upaya  yang  aman  dan  efektif  untuk  mencegah  dan mengatasi penyebab utama kematian bayi  baru lahir adalah pelayanan  antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan normal  dan  pelayanan  kesehatan  bayi  baru  lahir  dengan asuhan  neonatal  dasar  oleh  tenaga  profesional.  Penerapan menajamen  asfiksia  bayi  baru  lahir  untuk  mempersiapkan penolong  persalinan  melakukan  penilaian,  membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada bayi baru lahir yang  tepat  dan  cepat  (Prawiroharjo, 2009). 
Apabila  penanganan  bayi  dengan asfiksia  tidak  dilakukan  dengan  sempurna  akan memperburuk  keadaan  bayi  bahkan  bisa  menimbulkan kematian  pada  bayi,  untuk  itu  perlu  petugas  yang  terlatih dalam  melakukan  tindakan  resusitasi  pada  bayi  baru  lahir dan  juga  tersedianya  alat  yang  lengkap  untuk  melakukan resusitasi pada bayi baru lahir ( Prawiroharjo, 2009). 


BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    Asuhan Kebidanan Bbl 2-6 Jam

Tanggal Pengkajian    :    14 Desember 2015
Jam                             :    10.05  WIB
No Rekam Medik       :    78768x
Nama Pengkaji           :    Siti Aliyah
Tempat Pengkajian     :    RSUD Waled
1.      Data Subjektif
a.        Identitas bayi
Nama                          :    By Ny A
Umur                          :    2 Jam
Jenis Kelamin             :    Perempuan
b.        Identitas orang tua
Nama Pasien      :  Ny. A
Umur                 :   23 th
Agama               :  Islam
Suku/Bangsa      :  Jawa/Indonesia
Pendidikan        :  SMP
Pekerjaan           :  Tidak bekerja
Nama Pasien      :  Tn.D
Umur                 :   23 th
Agama               :  Islam
Suku/Bangsa      :  Jawa/Indonesia
Pendidikan        :  SMP
Pekerjaan           :  Wiraswasta

Alamat               :   Desa Waruwijaya Rt/Rw 01/03 Kecamatan
                               Depok Kabupaten Cirebon.
c.       Keluhan utama
Bidan dari puskesmas  mengatakan kondisi bayi Ny. A  lemah dan sesak serta memerlukan asuhan pasca resusitasi yang memadai.
d.        Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan  menderita penyakit asma sejak kecil dan tidak  menderita penyakit menular seperti: hepatitis, TBC, HIV/AIDS, Sifilis. Tidak mempunyai  penyakit menahun seperti  malaria dan  penyakit menurun seperti diabetes.
e.       Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama. HPHT  17-03-2015, TP 24-12-2015. Gerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu. Ibu sudah pernah memeriksakan kehamilannya sebanyak 7 kali yaitu 5 kali di Puskesmas dan 2 kali di BPM. Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat warung  atau jamu-jamuan kecuali obat yang diberikan oleh bidan dan doker.
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran, anak pertama berjenis kelamin perempuan BB 2950 gram, PB 48, lahir spontan ditolong oleh bidan di Puskesmas. Keadaan air ketuban berwarna hijau bercampur mekonium, bayi lahir tidak menangis. Ibu mengatakan bahwa penyakit asma yang dideritanya  mengganggu proses persalinan.
f.       Riwayat Sosial ekonomi
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama, status menikah sah, pertama kali menikah pada usia 22 tahun, lama menikah 11 bulan. hubungan antara suami dan istri harmonis, hubungan dengan keluarga dan lingkungan baik, keluarga dan suami mendukung. Ibu belum pernah menggunakan kontrasepsi. Pola makan 3 kali per hari dengan porsi sedang, lauk-pauk seperti ikan, tempe, tahu dan sayur-mayur. Pola eliminasi BAB 1 kali sehari, BAB terakhir jam 07.00 WIB. BAK 6 kai sehari, BAK terakhir jam 08.00. Pola istirahat tidur malam 9 jam dan tidur siang 1 jam. Pekerjaaan sehari-hari dibantu oleh suami.
2.      Data Objektif
a.         Pemeriksaan Umum
1)        Keadaan Umum    :    lemah 
2)        Tanda-tanda Vital : Suhu                         : 36,80 C
                                        Respirasi                  : 53 x/Menit
                                        Denyut jantung        :125 x/Menit
3)        APGAR Score        :    5 / 6
Tabel 3.1
APGAR Score

No
Kriteria
Menit ke - 1
Menit ke - 5
1
2
3
4
5
Denyut Jantung
Usaha Bernapas
Tonus Otot
Reflek
Warna Kulit
2
1
1
-
1
2
1
1
-
2

Jumlah
5
6

4)        Antropometri         : Berat Badan                        :2950 gram
                                        Panjang Badan        : 48 cm
                                        Lingkar Kepala        :33 cm
b.      Pemeriksaan Fisik
1)        Kepala                           :    Simetris, UUB ada Bentuknya layang-layang. UUK ada Bentuknya Segitiga.
2)        Mata                              :    Posisinya Simetris, tidak ada secret dan tidak ada pendarahan.
3)        Hidung                          :    Lubang Hidung Simetris, Tidak ada Polip, tidak ada Sekret dan tidak ada pernafasan cuping hidung
4)        Telinga                          :    Posisinya simetris, tidak ada kotoran
5)        Mulut                            :    Selaput Lendir berwarna merah muda, tidak ada bagian dalam mulut yang terbuka. Reflek rooting (-), Reflek Sucking (-)
6)        Dada                             :    Pergerakanya abnormal, ada tarikan dinding dada, sesak.
7)        Perut                             :    Bentuknya cembung, teraba lemas, tidak ada bintik kemerahan/pustule, tidak ada kelainan.
8)        Tali pusat                      :    Tidak ada perdarahan tali pusat dan tidak ada kemerahan.
9)        Kulit                              :    Ikterik , terdapat Lanugo
10)    Punggung                      :    Tidak ada kelainan Tulang belakang/ Spina Bifida.
11)    Ekstremitas                       
a)  Atas                                : Tidak ada Polidaktili, Sindaktili, Reflek Moro (-), Reflek Palmargraf (-).
b)  Bawah                            :    Tidak ada Polidaktili, Sindaktili. Pergerakan Fleksi, Reflek Plantargraf (-), Reflek Babinsky (-).
12)    Genitalia                       :    Jenis kelamin perempuan, labiya mayora menutupi labiya minora.
13)    Anus                             :    Terdapat lubang anus, bayi belum BAB.

3.      Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 2 jam  dengan asfiksia sedang keadaan umum lemah.
4.      Penatalaksanaan
a.         Memberitahu hasil pemeriksaan
Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
b.        Memfasilitasi informed consent
Keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan seperti memasang infuse dan terapi.
c.         Menjaga kehangatan bayi
Mencegah kehilangan panas dengan cara memasukan bayi kedalam incubator dengan suhu 36,70 C.
d.        Atur posisi kepala bayi ekstensi
Kepala bayi diganjal bantal 2-3 cm
e.         Membantu perawat memasang infuse D 10%  dan O2 sesuai advices   dokter spesialis anak.
Infuse terpasang di tangan kanan dan O2 terpasang dihidung.
f.         Mengobservasi tanda-tanda vital
DJB : 120x/menit, R: 60x/menit, S: 37,10 C 
g.      Membantu perawat mengambil sample darah
sudah dilakukan  
h.        Memantau kenyamanan bayi serta kebersihan dengan cara mengganti popok yang kotor setelah bayi BAB atau BAK.
Pampers sudah diganti.
i.          Mendokumentasikan hasil asuhan


 B.     Asuhan Kebidanan Bbl  3 Hari 
Tanggal Pengkajian    :    17 Desember 2015
Jam                             :    21.05  WIB
No Rekam Medik       :    78768x
Nama Pengkaji           :    Siti Aliyah
Tempat Pengkajian     :    RSUD Waled

1.      Data Subjektif
Bidan mengatakan kondisi bayi masih lemah.
2.      Data Objektif
a.         Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum              :    Lemah
Tanda-tanda Vital           :    Suhu                   : 36,8
                                             Respirasi             : 53 x/Menit
                                             Denyut Jantung  : 125 x/Menit  
b.        Pemeriksaan Fisik
Hidung                            :    terpasang 02 canule 1-2 liter/menit
Mulut                              :    terpasang Oral gastric tube untuk decompresi, reflek sucking (-) , residu jernih.
Dada                               :    ada tarikan dinding dada.
Genitalia                          :    bayi sudah BAB dan BAK.


3.      Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 3 hari  dengan asfiksia sedang keadaan umum lemah.
4.      Penatalaksanaan
1)        Memantau infuse dan O2
Infuse terpasang ditangan kanan dan O2 terpasang dihidung.
2)        Mengobservasi tanda-tanda vital
DJB : 120x/menit, R: 60x/menit, S: 37,10 C 
3)        Mengatur posisi kepala ekstensi          
posisi kepala bayi diganjal dengan bantal 2-3 cm.
4)        Memantau kenyamanan dan kebersihan bayi dengan cara mengganti pampers setelah BAB dan BAK
Pampers kering
5)        Memberi nutrisi melalui OGT
Sudah di beri susu sebanyak 5 cc
6)        Memberikan terapi sesuai intruksi dokter spesialis anak.          
        sudah diberikan ampicilin 2x150 mg (3), gentamicin 1x12 mg (3) dan terapi sinar biru
7)        Mendokumentasikan Hasil Asuhan

C.    Asuhan Kebidanan Bbl 6 Hari 
Tanggal Pengkajian    :    20 Desember 2015
Jam                             :    21.05  WIB
No Rekam Medik       :    78768x
Nama Pengkaji           :    Siti Aliyah
Tempat Pengkajian     :    RSUD Waled

1.      Data Subjektif
Bidan mengatakan kondisi bayi Ny. A sudah baik.
2.  Data Objektif
a.         Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum              :    sedang 
Tanda-tanda Vital           :    suhu                                :  37,20 C
                                             Nadi                               : 130 x/Menit
                                             Denyut Jantung Bayi     : 127 x/menit
 Antropometri                 :    Berat Badan       `           : 2910 gram
b.        Pemeriksaan fisik
Hidung                            :    terpasang 02 canule 1-2 liter/menit
Mulut                              :    terpasang Oral gastric tube untuk decompresi, reflec sucking positif,  residu jernih.
Dada                               :    tidak ada tarikan dinding dada.
Genitalia                          :    bayi sudah BAB dan BAK.

3.  Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 6 hari  dengan asfiksia sedang keadaan umum sedang.

4.   Penatalaksanaan
a.         Memantau infuse, OGT dan 02 
          infuse terpasang ditangan kiri, Selang OGT terpasang dimulut dan O2 sudah dilepas
b.        Mengobservasi tanda-tanda vital
DJB : 130x/menit, R: 60x/menit, S: 37,20 C 
          c.    Memantau kenyamanan bayi dengan cara mengganti pampers setelah bayi BAB atau BAK
Pampers kering
d.        Memberi nutrisi melalui selang OGT
Sudah di beri susu sebanyak 20 cc
e.         Memberikan terapi sesuai intruksi dokter          
Ampicilin 2x150 mg (3), Gentamicin 1x12 mg (3) dan fototerapi
f.         Mendokumentasikan Hasil Asuhan


D.    Asuhan Kebidanan Bbl 8 Hari 
Tanggal Pengkajian    :    24 Desember 2015
Jam                             :    10.30  WIB
No Rekam Medik       :    78768x
Nama Pengkaji           :    Siti Aliyah
Tempat Pengkajian     :    RSUD Waled

1.        Data Subjektif
                   Bidan mengatakan hasil lab normal dan dokter mengintruksikan bayi Ny. A boleh pulang.
2.        Pemeriksaan / Data Objektif
a.         Pemeriksaan Umum
1)        Keadaan Umum            :    Baik
a)        Tanda- tanda Vital        :    Suhu                          : 36,80 C
                                                  Respirasi                    : 53 x/Menit
                                                  DJB                                       : 125 x/Menit
b)        Antropometri                :    Berat Badan              : 2950 gram
c)        Pemeriksaan fisik
Hidung                                 :    terpasang 02 canule 1-2 liter/menit
Mulut                                   :    reflek rootng dan sucking baik
Dada                                    :    tidak ada tarikan dinding dada.
Genitalia                              :    bayi sudah BAB dan BAK.


3.        Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Usia 8 hari  dengan asfiksia sedang keadaan umum baik.

4.        Penatalaksanaan
a.       Mengobservasi tanda-tanda vital
DJB : 132x/menit, R: 63x/menit, S: 37,10 C 
b.      Memantau kenyamanan bayi dengan cara mengganti pampers setelah bayi BAB dan BAK.
Pampers kering
c.       Memberi nutrisi per spen
Sudah di beri susu sebanyak 40 cc
d.      Melihat hasil lab
Hb: 18,5  L : 13,1  I: 5,3  Ht : 54  T: 189
e.       Menyiapkan bayi untuk persiapan pulang          
Bayi sudah dibedong dan diberikan pada keluarganya
f.       Mengantarkan bayi sampai kedepan rumah sakit
Bayi sudah pulang
g.      Mendokumentasikan Hasil Asuhan
BAB IV
PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada By.Ny. A sejak masa 2 jam sampai 8 hari dengan asfiksia sedang, di Ruang Perinatologi RSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2015, Pembahasannya adalah sebagai berikut :
A.    Bayi Baru Lahir
Selama memberikan asuhan  pada bayi Ny. A, penulis sudah melakukan pengkajian dari bayi 2 jam sampai 8 hari . karena pada saat bayi lahir, penulis tidak melakukan pengkajian. Dari hasil pengkajian dan kenyataan yang didapat  langsung maka hasil tersebut relevan dengan teori dan tidak ditemukan  adanya kesenjangan .
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir  2-6 jam adalah melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya yaitu By. Ny. A  terdapat tarikan dinding dada dan gerakan otot lemah. Mengobservasi keadaan umum dan TTV, memasang 02 dengan volume 1-2 ml/liter, memasang infuse D 10%, menjaga pertahanan tubuh bayi dengan memasukan bayi kedalam incubator.
Asuhan kebidanan pada By. Ny. A.  dengan asfiksia umur 3 hari yaitu memantau infus dan O2, memantau keadaan umum bayi, mengobservasi tanda-tanda vital, memberi terapi sesuai interuksi dokter specialis anak, mengatur posisi kepala ekstensi, memantau kenyamanan bayi , memberi nutrisi melalui OGT.
Hasil asuhan pada By. Ny. A. usia 3 hari yaitu infuse dan O2 terpasang, keadaan umum bayi masih lemah, tanda-tanda vital DJB : 120 kali/ menit, R : 60 kali / menit, S: 37,10 C, posisi kepala bayi ekstensi, bayi merasa nyaman dengan keadaan popok yang kering dan kondisi yang hangat, bayi sudah diberi nutrisi melalui OGT sebanyak 10 cc.
Asuhan kebidanan pada By. Ny. A.  dengan asfiksia umur 6 hari yaitu Memantau infuse, Melepas selang OGT dan O2, Mengobservasi tanda-tanda vital dan antropometri, Memantau kenyamanan bayi, Memberi nutrisi, Memberikan terapi sesuai intruksi dokter.
Hasil asuhan pada By. Ny. A adalah keadaan umum bayi sedang. By Ny. A, bergerak aktif dan tidak ada tarikan dinding dada. Infuse terpasang, selang OGT dan O2 sudah dilepas karena By. Ny. A sudah dapat menyusu per spen, reflek rooting, sucking dan swallowing sudah baik. TTV didapatkan    DJB : 130x/menit, R: 60x/menit, S: 37,20 C. Bayi merasa nyaman karena popok sudah diganti. 
Asuhan kebidanan pada By. Ny. A dengan asfiksia umur 8 hari yaitu melepas selang infus, mengobservasi tanda-tanda vital dan antropometri, melihat hasil lab, memantau kenyamanan bayi, memberikan nutrisi dan menyiapkan bayi untuk pulang.
Hasil asuhan pada By. Ny. A dengan asfiksia umur 8 hari yaitu keadaan umum bayi baik, sudah tidak ada tarikan dinding dada, hasil pemeriksaan penunjang Hb: 18,5  L: 13,1  E: 5,29  Ht : 54  T: 189. Berat badan yaitu 2920 gr. Dokter mengintruksikan bahwa bayi boleh pulang pada tanggal 24-12-2015.  
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. A dari asuhan bayi baru lahir di wilayah kerja RSUD Waled Kabupaten Cirebon, maka penulis dapat menyimpulkan hasil sebagai berikut :
            Pada asuhan bayi baru lahir penulis memberikan asuhan pelayanan kebidanan dari  2 jam sampai 8 hari, dan bayi dapat melewati penyulit tersebut. Secara keseluruhan asuhan bayi baru lahir dengan asfiksia sedang yang diberikan kepada bayi Ny. A sesuai dengan stndar pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir.

B.     Saran
1.      Bagi Institusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi  dan penilaian terhadap  mahasiswa dalam menerapkan  teori asuhan kebidanan yang telah didapat dibangku kuliah ke tatanan nyata dilapangan . kemudian sebagai bahan evaluasi efektifitas terhadap pengajaran yang telah diberikan kepada mahasiswa.
2.      Bagi institusi pelayanan kesehatan
40
 
Diharapkan instansi pelayanan kesehatan dapat lebih meningkatkan  dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan  terutama pelayanan kebidanan  dengan melakukan asuhan sesuai  standar pelayanan kebidanan dan memaksimalkan  pelaksanaan program  sesuai dengan strategi  yang telah dirancang. Sehingga dapat menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas ibu, bayi  serta mampu meningatkan  derajat kesehatan masyarakat.
3.      Bagi klien
Diharapkan klien sudah mendapatkan  pelayanan sesuai dengan standar.    
DAFTAR PUSTAKA
 

Alimul, Aziz. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan_google books.

Dinkes Kabupaten Cirebon.2013. Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon.

Dinkes Kabupaten Indramayu.2011.Profil Kesehatan Kabupaten Indramayu.

Dinkes profinsi Jawa Barat.2012. Profil Kesehatan Profinsi Jawa Barat.

Fida.2012. Pengantar ilmu kesehatan anak. Jogjakarta: D-medika.

Indrayani. 2013 Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Jakarta: CV.TRANS INFO MEDIA.

Kristiyanasari, Weni. 2010. Asuhan keperawatan neonatus dan anak jilid 2. Jogjakarta: Muha Medika

Prawiroharjo,Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Rochmah. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita: EGC. 

Wahyuni,Sari. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita:Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta:  EGC.

Yeyeh Rukiyah,Yeyeh.2012 Asuhan neonatus bayi dan balita. Jakarta:  CV Trans Info Media.






DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Klien (Informed Consent)
Lampiran 2 : Lembar Bimbingan Konsul



Tidak ada komentar:

Posting Komentar