KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI
1. Definisi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah
yang lebih tinggi dari 140/90mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri,
memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. (Sumber:
SANFORD,MD tahun 2006).
Nilai normal tekanan darah seseorang yang
disesuaikan tingkat aktifitas dan keseatan secara umum adalah 120/80mmHg.
Tetapi secara umum, angka pemeriksaan
tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau
berolahraga
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan
tension. Hiper artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang
lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan mendetita
tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik
>140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. (sumber : FK UI 2006)
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang
terjadi karena atau pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu
sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu (sumber:
kebidanan).
(Ai
Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal: 167-168)
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan
sistolik sekurang- kurangnya 30 mmHg atau peningkatan tekanan diastolik
sekurang-kurangnya 15 mmHg, atau adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya
140 mmHg dan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg. Hipertensi juga
dapat ditentukan dengan tekanan arteri
rata-rata 105 mm Hg atau lebihatau dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih nilai-nilai yang
disebutkan diatas harus bermanifesti
sekurang-kurangnya dua kesempatan dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih dan
harus didasarkan pada nilai tekanan
darah sebelumnya yang diketahui.
Hipertensi kehamilan berkembangnya
hipertensi selama kehamilan atau 24 jam pertama postpartum pada seseorang yang
sebelumnya normotensi. Tak ada petunjuk-petunjuk lain dari pre-eklamsia atau penyakit
vaskuler hipertensi. Teknan darah kembali dalam batas normal dalm sepuluh hari
setelah persalinan. Beberapa pasien dengan hipertensi kehamilan sebenarnya mungkin mengidap preeklamsia atau
penyakit vaskuler hipertensi, tetapi mereka tidak mempunyai criteria untuk
diagnosis ini.
Proteinuria yaitu adanya protein dalam urine dalam jumlah lebih
besar dari 0,3 g per liter urine 24 jam atau dalam konsentrasi lebih besar dari
1 gram per liter (1+ sampai 2+ dengan metode turbidimetrik standard) pada kumpulan
urine sacara acak pada dua atau lebih kesempatan sekurang-kurangnya dengan beda waktu 6 jam. Contoh urin harus
bersih—sebaiknya urine midstream atau
yang diambil melalui kateter.
Edema yaitu
akumulasi cairan yang menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan umumnya
ditampakan dengan adanya pembengkakan ekstremitas dan bawah.
Pre-eklamsia yaitu berkembangnya
hipertensi dengan pre-eklamsia atau
edema atau keduanya yang disebabkan oleh kehamilan atau dipengaruhi oleh
kehamilan yang sekarang. Biasanya keadaan
ini timbul setelah usia kehamilan 20
minggu tetapi dapat pula berkembang
sebelum saat tersebut pada penyakkit
trofoblastik. Pre-eklamsia merupakan gangguan yang terutama terjadi pada primigravida.
Eklamsia yaitu terjadinya satu atau
beberapa kejang yang bukan diakibatkan
oleh keadaan serebral lain seperti epilepsi, atau perdarahan otak pada pasien
dengan pre-eklamsia.
Pre-eklamsia atau eklamsia penyerta: berkembangnya pre-eklamsia atau eklamsia pada pasien dengan penyakit vascular
hipertensi kronik atau penyakit ginjal.
Bila hipertensi mendahului kehamilan , seperti yang diperlibatkan oleh
catatan tekanan darah sebelumnya, suatu peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg
atau peningkatan tekanan diastolic 15 mmHg dan berkembangnya proteinuria, edema
atau keduanya harus terjadi selama kehamilan untuk menetapkan
diagnostik. (Kapita Selekta, Kegawatdaruratan
Obstetri dan Ginekologi. Hal : 236)
2. Etiologi
Keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola
makan yang salah, emosioal, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidak
sesuaian RH, sakit ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta, gangguan
kelenjar adrenal, gangguan kelenjar parathyroid. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan
Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168)
3. Manifestasi
klinis
Gejala yang biasanya timbul pada ibu yang mengalami
hipertensi pada kehamilan harus diwaspadai jika ibu megeluh : nyeri kepala saat
terjaga, kadang-kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium, penglihatan kabur,
ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia, oadema dependem dan pembengkakan.
4. Klasifikasi
hipertensi
Kelainan yang menyebabkan hipertensi yang timbul
sebagian akibat kehamilan dan akan
menghilang pada masa nifas seperti: hipertensi tanpa protein urin atau oadema,
preeklamsia ringan atau berat, eklamsia, hipertensi kronis, kehamilan yang
memperburuk hipertensi, hipertensi sementara (transient hypertension). ( Ai
Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168).
5. Pencegahan
Penyakit Hipertensi
Pencegahan kejadian hipertensi secara umum agar menghindari tekanan darah tinggi adalah
dengan mengubah kearah hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur
diet/pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh,
meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok,
perbanyak makan mentimun, belimbing dan juga jus apel dan seledri setiap pagi.
Bagi yang mempunyai keluarga riwayat penyumbatan arteri dapat meminum jus yang dicampur dengan susu nonfat yang mengandung omega3 tinggi. (
Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168)
6. Pengobatan
penyakit hipertensi
Jika seseornag dicurigai hipertensi, maka dilakukan
beberapa pemeriksaan yaitu anamnesa adakah dalam keluarga yang menderita hipertensi. Dilakukan pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, pegobatan nonfarmakologik, mengurangi berat
badan bila terdapat kelebihan (IMT: >27), membatasi alkohol dan
menghentikan rokok serta mengurangi makanan berkolesterol/lemak jenuh.
Menghentikan konsumsi kopi yang
berlebih, berolahraga ringan, mengurangi asupan natrium (400 mmd Na/64
NaCL/hari) mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat, perbanyak
unsure kalium (buah-buahan), tidak banyak pikiran, istirahat yang cukup. ( Ai
Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 169)
PREEKLAMSIA
DATA
SUBJEKTIF :
Kenaikan
berat badan yang timbul secara cepat dalam waktu yang singkat menunjukan
adanya retensi cairan dan dapat
merupakan gejala paling dini dari
preeklamsia. Pasien sadar akan edema yang menyeluruh , terutama pembengkakan
pada muka dan tangan. Keluhan yang umum
adalah sesaknya cin-cin pada
jari-jarinya. Sebagai usaha untuk membedakan edema kehamilan,
proses yang jinak, dari preeklamsia, tekanan darah pasien harus
diketahui.
Sakit
kepala : meskipun sakit kepala merupakan
gejala yang relative biasa selam
kehamilan, sakit kepala dapat juga
menjadi gejala awal dari edema otak,
sebagai konsekuensinya, tekanan darah
pasien harus ditentukan.
Gangguan
penglihatan mungkin gejala dari preeklamsia berat dan dapat menunjukan spasme
arteriolar retina, iskema, edema, atau pada kasus-kasus yang jarang, pelepasan
retina
Nyeri
epigastrium atau kuadran kanan atas menunjukan
pembengkakan hepar yang berhubungan dengan preeklamsia berat atau
menandakan rupture hematoma subkuler
hepar.
DATA
OBJEKTIF:
Pemeriksaan
umum : tekanan darha meningkat.
Edema
menunjukan retensi cairan.edema yang dependen merupakan kejadian yang normal
selama kehamilan lanjut. Edema pada muka dan tangan tampaknya lebih menunjukan retensi cairan yang patologik.
Kenaikan
berat badan : kenaikan berat badan yang cepat merupakan suatu pen unjuk
dari retensi cairan ekstravaskuler.
Pemeriksaan
retina : spasme arteriolar dan kilauan
retina dapat terlihat.
Pemeriksaan
toraks: karena edema paru merupakan suatu komplikasi dari preeklamsia berat , paru-paru harus diperiksa
secara teliti.
Reflek
tendon profunda (lutut dan kaki): hiperefleksia dan klonus merupakan penunjuk dari peningkatan irtabilitas susunan syaraf
pusat dan mungkin meramalkan suatu kejang eklamsia
Pemeriksaan
abdomen : rasa sakit daerah hepar
merupakan suatu pertanda potensial yang tidak menyenangkan dari preeklamsia berat dan dapat meramalkan
rupture dari hepar
Pemeriksaan
uterus penting untuk menilai usia kehamilan, adanya kontraksi uterus dan presentasi janin.
Pemeriksaan
pelvis : keadaan pelviks dan stasi dari bagian terbawah merupakan
pertimbangan yang penting dalam
merencanakan kelahiran pervaginam atau per abdominan. (Kapita Selekta,
Kegawatdaruratan Obstetri dan
Ginekologi. Hal : 237)
TES
LABORATORIUM
Pemeriksaan Darah Lengkap dengan
Apusan Darah : peningkatan hematokrit dibandingkan nilai yang diketahui
sebelumnya memberi kesan
hemokonsentrasi, atau menurunnya volume plasma. Jika hematokrit lebih rendah
dari yang diperkirakan, kemungkinan hemolisis intravaskuler akibat proses hemolisis mikroangiopatik perlu dipertimbangkan. Analisa apusan darah tepi
dapat mengungkapkan sel-sel darah merah
yang mengalami distorsi dan skitosit.
Urinalisis
: proteinuria merupakan kelainan yang khas pada pasien dengan preeklamsia. Jika contoh urin yang diambil secara
acak mengandung protein 3+ atau 4+ atau
urin 24 jam mengandung 5 g protein atau
lebih , preeklamsia dikatakan ‘berat’. (Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 238)
KEPARAHAN
PROSES PENYAKIT
Preeklamsia
diklasifikasikan sebagai berat jika pasien mempunyai satu dari tanda-t anda / gejala-gejala sebagai berikut :
1) Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih, atau diastolic 110 mmHg atau lebih,
pada sekurang-kurangnya dua pemeriksaan
dengan interval 6 jam, dan pasien dalam keadaan tirah baring.
2) Proteinuria 5 gram atau lebih dalam urin
24 jam (3+ atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif
3) Oliguria (500 ml atau kurang dari 24
jam).
4) Gangguan otak atau visual.
5) Nyeri epigastrum atau kuadran kanan
atas.
6) Edema paru atau sianosis
7) Hemolisis
(Kapita
Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan
Ginekologi. Hal : 238)
FAKTOR-FAKTOR
PREDISIPOSISI
1)
Nulipara dengan umur belasan tahun.
2) Pasien yang miskin dnegan
pemeriksaan antenatal yang kurang atau
tidak sama sekali dan nutrisi yang buruk, terutama dngan diet urang protein.
3)
Mempunyai riwayat preeklamsia atau
eklamsia dalam keluarga.
4)
Mempunyai penyakit vascular hipertensi
sebelumnya.
5)
Kehamiln-kehamilan dengan trofoblas yng berlebihan ditambaah vili korion:
a.
Kehamilan ganda
b.
Mola hidatidosa
c.
Diabetes mellitus
d.
Hidrops fetalis
KOMPLIKASI
POTENSIAL
Komplikasi-komplikasi
maternal meliputi eklamsia, solution plasenta, gagal ginjal, nekrosis hepar,
rupture hepar, DIK, anemia hemolitik mikroanglopatik, perdarahan otak, edema
paru dan pelepasan retina.
Komplikasi-komplikasi
janin meliputi prematuritas, insufiensi
utero-plasental, retardasi pertumbuhan intrauterine dan kematian janin
intrauterine.
PENATALAKSANAAN DAN
PENDIDIKAN PASIEN
Prinsip
umum : preeklamsia menetap hingga kehamilan berakhir. Sebagai konsekuensinya ,
kelahiran janin dan plasenta merupakan
pengobatan satu-satunya . tujuan penatalaksanaan adallah :
a. Mencegah
kejang dan komplikasi lainnya.
b. Melahirkan
bayi hidup.
c. Melahirkan
dengan trauma minimal terhadap ibu dan bayi.
d. Mencegah
keadaan patologik yang tersisa.
Pasien-pasien dengan
tekanan darah yang meningkat diatas 140/90 mm Hg harus dirawat inapkan untuk evaluasi. Perencanaan
kelahiran tergantung pada :
a)
Umur kehamilan.
b)
Beratnya proses penyakit.
c)
Keadaan serviks.
Preeklamsia
Ringan : bila aterm, kelahiran dianjurkan untuk mencegah komplikasi ibu dan
janin. Sebelum aterm, tirah baring dirumah sakit biasanya dianjurkan sebagai
usaha untuk mempertahankan pasien dalam
pengawasan yang cermat. Tekanan darah
diperiksa 4x/ hari. berat badan, protein urin
dan keluaran urin diperiksa setiap hari. sebagai tambahan, jumlah
trombosit, pengeluaran estriol, nonstress test dan sonografi membantu evaluasi
kesehatan ibu dan janin.
Preeklamsia
berat : pasien dirawat inapkan dengan
posisi tidur miring (rateral combent
position) untuk meningkatkan filtrasi glomerulus. Ttekanan darah, berat badan,
protein urin, masukan dan keluaran
dipantau dengan ketat. Tes-tes diagnostik dasar mengevaluasi beratnya proses penyakit dan
keadaan janin.
Terapi
anti kejang : biasanya magnesium sulfat dinjurkan untuk mencegah kejang terutama selama persalinan. Dosis awal 4 grm dilarutkan dalam 100 ml dekstrosa 5% dan diberikan
intravena dalam waktu 10 sampai 30 menit. Kemudian diikuti dengan 1 sampai 2 g perjam dalam infuse intravena yang
diencerkan. Efek terapi magnesium sulfat dapat diperiksa secara klinis dengan aktifitas reflex patella. Reflex dan
klonus kaki yang hiperaktif memberi kesan
kebutuhan pengobatan yang meningkat . tidak adanya reflex menunjukan
bahwa kecepatan infuse harus dilambatkan
atau dihentikan, karena hilangnya reflek patella merupakan tanda pertama dari keracunan magnesium. Aliran urin dan
pernafasan harus dipantau secara ketat.
(Kapita Selekta, Kegawatdaruratan
Obstetri dan Ginekologi. Hal : 239-240)
Daftar Pustaka
Ai
Yeyeh Rukiyah.2010. Asuhan kebidanan 4 Patologi. Jakarta: Tim
Kapita Selekta. Kegawatdaruratan
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar