BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam
perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna karena dapat
menyatukan pemahaman anatar personal. Pada proses kebidanan komunikasi menjadi
sangat penting karena merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dalam
memberikan asuhan kebidanan seorang bidan harus berkomunikasi dengan pasiennya
agar pasien mengerti apa asuhan yang akan diberikan bidan kepada pasien
tersebut. Tidak hanya dalam konteks kebidanan saja komunikasi itu penting
tetapi dalam konteks lain juga komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan
berita atau pesan yang akan disampaikan.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengertian konsep komunikasi?
2. Apa
saja unsur-unsur konsep komunikasi?
3. Bagaimana
komponen dan proses komunikasi pada konsep komunikas?
4. Apa
saja faktor-faktor dan bentuk pada konsep komunikasi?
C.
Tujuan
1. Mahasiswi
mampu menjelaskan pengertian dari konsep komunikasi.
2. Mahasiswi
mampu menjelaskan unsur-unsur konsep komunikasi.
3. Mahasiswi
mampu menjelaskan bagaimana komponen dan proses komunikasi pada konsep
komunikasi.
4. Mahasiswi
mampu menjelaskan faktor-faktor dan bentuk pada konsep komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Konsep komunikasi
Dalam
perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada proses
kebidanan komunikasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa
ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi :
1. Taylor
(1993) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses
yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi
terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi
sehingga mendapatkan pengetahuan.
2. Burgess
(1988) mengemukakan komunikasi adalah penyampaian informasi, makna, dan
pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan
informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan dalam komunikasi.
3. Yuwono
(1985) mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang
diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan
tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.
Dari ketiga pengertian diatas intinya
adalah komunikasi merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap,
atau gagasan) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta
membentuk perilaku komunikasi atau penerima
berita (pola, sikap, pandangan, dan
pemahamannya), kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
B.
Unsur
dasar konsep komunikasi
dalam komunikasi setidaknya, harus
ada komunikator, pesan, saluran komunikasi, metode komunikasi, komunikan,
lingkungan, dan umpan balik.
a. Komunikator
Komunikator
adalah orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa
berita/pengirim berita/sumber berita. Komunikator bias individu, keluarga
ataupun kelompok yang mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi dengan
individu atau kelompok lain. Dalam proses komunikasi, pengirim berita
menggunakan gagasan yang diwujudkan dalam lambing yang berbentuk kata kata yang
kemudian disampaikan dengan menggunakan media yang berbentuk ucapan, gerak
tangan, telepon. Penyampaian langsung dengan cara tatap muka dan saluran telepon
walaupun kedua penyampaian pesan tersebut dilaksanakan secara langsung, namun
ada perbedaan mendasar yang dapat mempengaruhi makna komunikasi. Perbedaannya
adalah ketika komunikator berbicara dengan komunikasi, indera yang aktif adalah
pendengaran. Para pembicara hanya mampu mendengarkan suara tanpa melihat
ekspresi wajah atau sikap dua belah pihak. Pembicaraan yang berlangsung dengan
menggunakan komunikasi kebahasaan dengan jalinan lisan, sedangkan proses
komunikasi langsung dengan cara tatap muka selain menggunakan komunikasi
kebahasaan dengan jalinan lisan, juga dapat dipahami komunikasi pengiring yang
sifatnya nonverbal, misalnya bahasa kial, bahasa sikap, yang semuanya akan
memperjelas isi pesan.
b. Pesan
Unsur kedua yang tidak kalah penting adalah pesan. Pesan
atau amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu
komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam kominkasi. Artinya,
konikasi akan berlansung jika ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsure lain
seperti saluran komunikasi, metode komunikasi, lingkungan, dan umpan baik yang
merupakan fantor pendukung. Pesan adalah berita yang disampaikan oleh
komunikator melalui lambang atau gerakan.
c. Saluran
komunikasi
Saluran komunikasi adalah sarana untuk
menangkap lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang member
makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan atau
penerimaan langsung dari sesuatu atau satu protes seseorang mengetahui beberapa
hal melalui panca indera. Saluran komunikasi itu meliputi pendengaran (lambang
berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar),
penciuman (lambang yang berupa bau-bauan), dan rabaan (lambang berupa
rangsangan perabaan).
Metode komunikasi terdiri atas
informative communication (informasi), persuasive communication (metode
mendidik), dan coercive/instructive
commucation (metode instruktif). Metode komunikasi adalah cara yang
teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud komunikasi, yang merupakan cara
kerja persisten untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
d. Komunikasi
Dalam proses komunikasi, selain unsur
diatas, untuk mewujudkan kegiatan komunikasi perlu dilengkapi dengan keberadaan
komunikan. Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang
merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita
atau lambang.
e. Umpan
balik
Komunikasi dinyatakan berhasil apabial
komunikasi mampu memberikan umpan balik yang berbentuk tanggapan atau respons.
Umpan balik adalah harus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya
komunikasi. Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik-guna bagi
rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan tanggapan
langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu
alain. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan terdiri atas empat macam
jenis umpan balik, antara lain zero umpan balik, umpan balik positif, umpan
balik netral, dan umpan balik negatif.
Zero umpan balik berarti tidak ada
kejelasan umpan balik dari komunikan, komunikasi bersifat dingin yang
disebabkan pesan kurang jelas, lambang bahasa yang digunakan tidak dipahami,
dan waktu ataupun tempat tidak tepat sehingga komunikasi tidak bermakna. Umpan
balik positif adalah umpan balik dari kominikan dapat dimengerti oleh
komunikator. Komunikan berpartisipasi memenuhi ajakan komunikator. Terjadi
persetujuan antara komunikator dengan komunikan. Umpan balik netral adalah
tanggapan yang disampaikan oleh komunikan tidak mempunyai relevansi dengan
pesan yang disampaikan. Umpan balik negatif umpan balik yang disampaikan oleh
komunikan tidak mendukung komunikator. Komunikasi bersifat tidak ada persetujuan
dan dapat bersifat kritik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa umpan balik
merupakan kebalikan dari proses stimulus-respons.
C.
Komponen
konsep komunikasi
Komponen komunikasi merupakan unsur
penting yang terdiri atas lima unsur meliputi: unsur dasar komunikasi, sumber
dan sasaran, metode komunikasi, bentuk komunikasi, dan teknik komunikasi, yang
secara keseluruhan akan membentuk jaringan komunikasi.
D.
Proses
konsep komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi
termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat
menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama.
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama. Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan.
Proses
komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan
tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada
interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif
komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok
orang dapat dipahami oleh pihak lain.
a. komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
E. Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.
F.
Faktor
yang mempengaruhi konsep
komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Potte: & Perry, 1993).
a.
Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan
seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sis
bahasa maupun proses berpikir seseorang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia
remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu
belajar bahasa “gaul” mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan mersa
kita mengerti mereka dan komunikasi akan lancar.
b.
Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi
seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh
pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “beton” akan menimbulkan perbedaan
persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
c.
Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi
prilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan
perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat
membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan
professional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan
sebagai berikut, misalnya, klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan
dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat
menyebabkan konflik anatara bidan dengan klien.
d.
Latar belakang sosila
budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat
dipengaruhi oleh factor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan
berkomunikasi. Seorang remaja putrid yang berasal dari daerah lain ingin
membeli ingin membeli makanan khas disuatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut,
remaja ini tiba-tiba menjadi pucat ketakutkan
karena penjual menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang
dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi? Remaja
tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena menanyakannya cabai itu secara
membentak, padahal penjual tidak merasa memarahi remaja terserbut. Hal ini
dikarenakan budaya dan logat cara penjual yang memang keras dan tegas sehingga
terkesan seperti marah bagi orang yang katar budaya yang barbeda.
e.
Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif
terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat
mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji
emosi klien dan keluarganya sehingga mampu member asuhan kebidanan dengan tepat.
Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar
dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruhi oleh emosi bawah sadarnya.
f.
Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi gaya berbeda Tanned (1990)
menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi.
Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam grup
kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan
perbedaan,serta membangun dan mendukung keintiman. Laki-laki dilain pihak,
menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian aktifitas dalam grup yang lebi
besar, dan jika ingin berteman, mereka melakukan dengan bermain.
g.
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi
komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespon
pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih
tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat
berinteraksi dengan baik dan dapat memberi asuhan kebidanan yang tepat pada
klien.
h.
Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan
hubungan anatar orang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan
koleganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda,
tergantung peran. Demikian juga anatara orang tua dan anak.
i.
Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi
komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat,
akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan ketidak nyamanan. Misalnya,
berdiskusi ditempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu
menyiapkan lingkungan yang teapt dan nyaman sebelum memulia interaksi dengan
klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik.
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ketempat lain. Misalnya, saat
seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan
pimpinannya.
Lingkungan sosial. Tingkah laku dan cara
berkomunikasi suasana lingkungan. Misalnya, seseorang berpenampilan lembut
tetapi sering menggunakan kata-kata yang
kasar dalam pembicaraan. Kata-kata kasar tersebut diperoleh dari lingkungan
pergaulannya.
j.
Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi.
Jarak tentunya akan member rasa aman dan control. Misalnya, individu yang
merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang
sangat dekat dengan dirinya. Hal itu juga yang dialami oleh klien pada saat
pertama kali berinteraksi dengan bidan. Untuk itu bidan perlu memperhitungkan
jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k.
Citra diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu
mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri
terungkap dalan komunikasi. Misalnya, pembicaraan orangtua bersama anaknya
dengan menentukan ekspresi dan persepsi orang. Misalnya, “kamu mesti jadi bidan
karena akan dihormati masyarakat dan mudah mendapatkan uang.”
Pihak lain yakni orang yang diajak
berkomunikasi mempunyai gambaran khas pada dirinya. Pada saat berkomunikasi
akan dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
l.
Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh
terhadap komunikasi. Artinya indera pembicaraan mempunyai andil terhadap
kelancaraan dalam komunikasi. Misalnya, seorang tuna wicara akan kesulitan
apabila berbicara dengan orang yang normal.
G.
Bentuk
Komunikasi
Pelaksaan kegiatan komunikasi pada
prinsipnya disesuaikan dengan kebutuhan sasaran yang akan membuat jalinan
komunikasi. Jaringan komunikasi yang disesuiakan dengan kebutuhan akan
mewujudkan bentuk komunikasi yang menggambarkan proses dan pelaksaan komunikasi
tersebut.
Bentuk komunikasi yang terjadi
berdasarkan kebutuhan terdiri atas komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan
komunikasi massa.
a.
Komunikasi pribadi/
komunikasi interpersonal
Komunikasi
pribadi terdiri atas komunikasi intrapribadi dan komunikasi antar pribadi.
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu.
Komunikasi tersebut akan membantu seseorang atau individu agar tetap sadar akan
kejadian disekitarnya. Misalnya, bila kita sedang melamun, berarti kita sedang
melakukan komunikasi. Komunikasi antrapribadi adalah komunikasi antara dua
orang dan terjadi kontal langsung dalam bentuk percakapan. Bentuk komunikasi
tersebut juga disebut dialog komunikasi. Pelaksanaan komunikasi antrapribadi
dapat berlangsung dengan cara berhadapan muka atau melalui media komunikasi,
antara lain dengan menggunakan pesawat telepon atau radio komunikasi. Sifat
komunikasi itu dua arah atau timbal balik,
disebut juga komunikasi dua arah karena komunikator dan komunikan saling
bertukar fungsi.
Komukasi
antarpribadi disebut efektif bila akhirnya menghasilkan perubahan sikap pada
orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Keadaan komunikator dan
komunikan dalam posisi seimbang dan mempunyai kebersamaan. Dalam proses
komunikasi antarpribadi, kemampuan komunikator diperlukan untuk mengeksperikan
diri pada peranan orang lain yang disebut empati. Untuk mencapai keberhasilan
dalam komunikasi dengan tatap muka, maka didukungb dengan penggunaan komunikasi
kebahaan, bahasa kial, dan bahasa sikap.
Ketiga peran bahasa tersebut dilaksankan
secara gabungan, kadang disertai dengan berpelukan sehingga muncul keserasian
dalam komunikasi antarpribadi.
Misalnya:
1.
Penggunaan komunikasi
kebahasaan.
Komunikator
menggunakan kata-kata menunjukan kesediaan untuk berkomunikasi, “saya senang
dapat berjumpa dengan Anda.”
2.
Penggunaan bahasa kial
Komunikator
menggunakan bahsa kial dengan gerakan tangan atau gerakan tubuh, “komukator
mengajak berjabat tangan, atau membungkukkan tubuh.”
3.
Menggunakan bahasa
sikap.
Komukator
mengekspresikan perasaan senang dengan memandang penuh penuh perhatian dan
senyum dikulum.
c.
Komunikasi antar kelompok
Komunikasi
antarkelompok adalah komunikasi antara seseorang (komunikator) dengan sejumlah
orang yang berkumpul bersama dalam kelompok. Dalam komunikasi antarkelompok,
ada dua tahap aktivitas untuk melaksanakan pendekatan. Tahap pertama adalah
tahap gagasan dan tahap kedua adalah tahap emosional sosial. Tahap gagasan
adalah tahapan ketika individu dalam kelompok saling menggungkapkan gagasannya,
berkomunikasi untuk membahas dan memecahkan masalah yang dihadapi. Modal utama
dalam komunikasi ini adalah keinginan bersama. Pada tahap emosional sosial,
anggota kelompok saling menegangrasa untuk membina persatuan dan keutuhan
antarpribadi dalam kelompok. Pada tahapan ini kelompok menyadari tanggung jawab
serta perjuangan bersama, mengorbankan tujuan dan kepentingan pribadi. Sifat
komunikasi tersebut seperti pada komunikasi antarpribadi, tapi dalam skala yang
lebih besar.
Ada
dua bentuk kelompok yang ada dalam komunikasi antarkelompok, yaitu kelompok
kecil dan kelompok besar. Kelompok kecil adalah kelompok dengan anggota yang
jumlahnya terbatas, bersifat normal, terorganisasi, dan biasanya terlembagakan,
sedangkan pada kelompok besar, jumlah anggota banyak.
d.
Komunikasi masa
Komunikasi
masaa adalah komunikasi umum bukan komunikasi pribadi pesan yanf disampaikan
tidak ditujukan pada satu orang saja, tetapi bagi semua orang atau anggota
khalayak. Komunikasi massa menyampaikan informasi, gagasan, dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan media yang
meliputi surat kabar, radio, tv, film dan lain-lain. Sifat komunikasi massa
adalah umum, heterogen, nonpribadi, dan menimbulkan keserampakan dengan paham
yang sama.
Misal:
Pemberian
informasi tentang penggunaan garam iodium dalam makanan yang merupakan salah
satu upaya pencegahan gondok endemik dan kretinisme.
e.
Komunikasi
interpersonal
1.
Konteks (lingkungan) merupakan sesuatu yang kompleks.
Antara dimensi fisik, sosial-psikologis dan dimensi temporal
saling mempengaruhi satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa kenyamanan
ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu, merupakan
contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi. Komunikasi sering
berubah-ubah, tidak pernah statis melainkan selalu dinamis.
2.
Komponen sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan
seseorang dalam berkomunikasi bahwa ia adalah sumber yang juga penerima.
Sebagai sumber dalam berkomunikasi menunjukkan bahwa Anda mengirim pesan. Anda
mengirim pesan berarti Anda berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh atau
tersenyum. Enkoding-Dekoding. Baik sebagai sumber ataupun sebagai penerima,
seseorang mengawali proses komunikasi dengan mengemas pesan (pikiran atau suatu
ide) yang dituangkan ke dalam gelombang suara (lembut, berapi-api, tegas, marah
dan sebagainya) atau ke dalam selembar kertas.
3.
Kompetensi
Komunikasi; mengacu pada kemampuan Anda berkomunikasi secara efektif (dari
Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup pengetahuan tentang peran
lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi. Suatu topik
pembicaraan dapat dipahami bahwa hal itu layak dikomunikasikan pada orang
tertentu dalam lingkungan tertentu, tetapi hal itu pula tidak layak untuk orang
dan lingkungan yang lain.
4.
Pesan dan
Saluran. Pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari proses kodifikasi. Jika
seseorang itu berbicara, maka pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang itu
menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Bila kita melakukan suatu gerakan, maka
gerakan itu adalah pesan. Pesan itu dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol
yang digunakan untuk mentransfer makna atau isi dari pesan itu sendiri dan
dipengaruhi oleh keputusan memilih dan menata kode dan isi tersebut. Menurut
Sendjaja (1994) mengutip pendapat Reardon bahwa kendala utama dalam
berkomunikasi seringkali lambang atau simbol yang sama mempunyai makna yang
berbeda. Umpan Balik dan Maju. Suatu cara yang dapat dipertimbangkan untuk
menghindari dan mengoreksi terjadinya distorsi disarankan untuk menggunakan
komunikasi interpersonal; dan menghidupkan proses umpan balik secara efektif.
Umpan balik merupakan pengecekan tentang sejauhmana sukses dicapai dalam
mentransfer makna pesan sebagaiman dimaksudkan semula. Setelah si-penerima
pesan melaksanakan pengkodean kembali, maka yang bersangkutan sesungguhnya
telah berubah menjadi sumber. Maksudnya bahwa yang bersangkutan mempunyai
tujuan tertentu, yakni untuk memberikan respon atas pesan yang diterima, dan ia
harus melakukan penkodean sebuah pesan dan mengirimkannya melalui saluran
tertentu kepada pihak yang semula bertindak sebagai pengirim.!
5.
Gangguan;
merupakan komponen yang mendistorsi pesan. Gangguan merintangi sumber dalam
mengirim pesan dan merintangi penerima dalam menerima pesan. Gangguan ini dapat
berupa fisik, psikologis dan semantik. Bukankah desingan suara mobil, pAndangan
atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang menimbulkan arti yang
berbeda-beda, merupakan contoh dari masing-masing jenis gangguan yang dapat
mendistorsi pesan yang dimaksudkan dalam komunikasi.
6.
Efek Komunikasi.
Pada setiap peristiwa komunikasi selalu mempunyai konsekuensi atau dampak atas
satu atau lebih yang terlibat. Dampak itu berupa perolehan pengetahuan,
sikap-sikap baru atau memperoleh cara-cara/gerakan baru sebagai refleksi
psiko-motorik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pemaparan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan
hal yang penting dan sangat dibutuhkan bagi seorang bidan. Bahkan para ahlipun
menyebutkan bahwa komunikasi itu merupakan proses pertukaran informasi antara satu
orang dengan orang lainnya. Didalamnya pun ada unsur, komponen dan proses dalam
berkomunikasi. Tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan cara yang baik.
Namun kita sebagai calon bidan harus mampu berkomunikasi dengan semua orang.
Baik itu antara individu dengan individu, dengan orang yang lebih tua ataupun
dengan masyarakat luas .
B.
Saran
Dari
makalah yang telah kami buat, diharapkan semua mahasiswa mampu menyerap
informasi dan isi makalah ini. Baik itu
sebagai referensi maupun sebagai bahan acuan untuk mengerjakan tugas
selanjutnya .
DAFTAR PUSTAKA
Christina
lia uripni, untung sujianto, tatik indrawati. (2003). Komunikasi kebidanan. EGC. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar