Ibu,
dengan cinta kau buahkan aku, anakmu. Hari berlalu, musim semi pun berganti.
Musim semi datang, tumbuh bunga-bunga kasih yang kau semai. Aku datang dengan
nafas kehidupan dalam rahimmu. Bantalan amnion menyihirku dalam lelap. Ibu aku
mencintaimu.
Musim
nun indah itu demikian berubah semenjak
kau tahu aku telah tumbuh. Kau terlihat murung diantara setaman kamelia
bahkan air matamu tumpah dikala sejuknya angin musim semi menyentuh lembut
kulitmu, ibu. Ada apa?
Kau sebut nama ayah. Perlahan.., pelan…, sedang.. lalu kau mulai berteriak.
Ibu, kau kepalkan kedua tanganmu dengan penuh kebencian kau hempaskan tonjokan pada perutmu sehingga aku terbangun oleh rasa sakit itu. Kau pukul aku, anakmu. Goncangan itu begitu hebat ku rasa. Kasur empuk bernama amnion tak lagi melindungi aku. Apa dosa ku?
Dengan
segala cara kau lakukan untuk mengeluarkan aku. Kau minum jamu, obat terlarang,
bahkan bantuan medis pun kau coba! Tapi aku bertahan dan ingin hidup!!!.
Tahukah dikau ibu, ingin ku tengok senyum merona diwajahmu. Karena aku cinta
padamu.
Kemudian, ku dengar caci-makimu terhadapku ; “ anak sialan! Keparat! Anak pembawa sial!” semuanya kau ucapkan, semuanya!.
Dalam tidur ku, aku menangis ibu.
Pendidikan
yang kau tempuh jadi berantakan, lelaki hidung belang yang merupakan ayahku
telah pergi meninggalkan kita, orang tuamu yang merupakan kakek, nenekku
menanggung malu. Hidupmu pada saat itu bagaikan lautan menenggelamkanmu
hidup-hidup. Kau kehilangan arti musim semi yang dulu kau kagumi. Kini kau
bahkan mengutuk dirimu sendiri yang telah dibutakan cinta tak halalmu.
Kemudian..
Aku
terlahir ditangan penuh kemuliaan seorang bidan bijaksana. Pada saat itu kau
tak sadarkan diri di tempat penyendirianmu, sebilik kamar kost. Kau lalui
masa-masa suram itu dalam suasana yang kau sebut “neraka”. Terpang-pang botol
miras dan abu rokok menghiasi kamar persegi itu.
“Aku lahir…,
Ku
lihat wajahmu..,
Ku
lihat ayu mu..,
Ibu,
aku lahir cacat.”
Ku hirup nafas kehidupan anugrah Ilahi Robbi. Matahari menghangatkan tubuhku, Alhamdulilah aku hidup, walau hanya sekejap.
STORY
OF A UNBORN GIRL
Mommy,
I am only 8 inches long, but I have all my organs. I love the sound of your
voice. Every time I hear it, I wave my arms and legs. The sound of your heart
beat is my favorite lullaby. Month two…Mommy, today I learnd how to suck my
thumb. If you could see me, you could definitely tell that I am a baby. I am
not big enough to survive outside my home though. It is so nice and warm in here. Month tree…you know what
Mommy, I am a girl ! I hope that’s make you happy. I always want you to be
happy. I don’t like it when you cry. You sound so bad. It make me sad too, and
I cry with you even tough you can’t hear me. Month four…Mommy, my hair is
starting to grow. It is very short and fine, but I will have a lot of it. I
spent a lot of my time excercising. I can turn my head and curl my finger and
toes, and stretch my arms and legs. I am becoming quite so good at it too.
month five…you went somewhere! I don’t know where it is! Mommy what would you
do at me? Mommy what is abortion?. Why didn’t you want me Mommy? Now I am in
God’s arms, Allah holding me.
Every
abortion is..one more heart that was stopped. Two more eyes that will never
see. Two more hands that will never touch. Two more legs that will never run.
One more mouth that will never speak true.
Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya, salah satunya yaitu kehamilan diluar nikah.
Kehamilan diluar nikah sering terjadi pada remaja yang tidak dibekali pendidikan agama dan moral. Gaya hidup dan pemikiran ala dunia barat telah mengisi jiwa-jiwa remaja yang dimabuk cinta.
Sahabatku, segala tindakan harus diPikirkan secara matang dan bijaksana. Allah mengatur semuanya secara jelas dalam kitab suci Al-Quran. Cinta itu indah, cinta itu anugrah. Percayalah Allah akan memberikan nikmat yang tiada tara andaikata kita bersabar menanti cinta yang halal dan sejati. Bukankah surga diciptakan untuk menguji kesabaran kita dalam menjalani segala larangan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar