1. Evaluasi
kegawatdaruratan Ginekologi
Identifikasi
: bilamana dibutuhkan perawatan gawat darurat, maka informasi penting harus
didapat dengan cepat. Masalah harus dinilai secara tepat untuk merumuskan
rencana tindakan segera. Apabila seoranng wanita tiba di ruang gawat darurat
kolaps pada syok dengan perdarahaan intrabdominal atau per vaginam yang jelas,
maka tindakan resusitasi harus diberikan
pada saat yang sama dengan menganamnesis dan persiapan dilakukan untuk operasi
darurat.
2. Diagnosis
Kehamilan
Pertimbangan
umum : sering diagnosis kehamilan jelas dan pasien sendiri sadar sedang hamil, bahkan sebelum ia
berkonsultasi dengan seorang dokter. Pada saat lain, diagnosisnya mendua dan
sulit, sehingga membutuhkan interprestasi tercermat tentang gejala subyektif,
tanda objektif dan tes laboratorium.
3. Evaluasi
Darurat Pasien Obstetri
Pertimbangan
Umum : masalah kedaruratan selama kehamilan dapat dikarenakan oleh komplikasi
kehamilan spesifik atau penyakit medis atau bedah yang timbul secara bersamaan.
Fakta bahwa dua kehidupan terlibat harus selalu dipertimbangkan dalam
merumuskan diagnosis dan rencana terapi
Definisi
:
Gravida
: seorang wanita hamil
Primigravida
: orang yang hamil pertama kali
Nuligravida
: orang yang belum perrnah hamil
Multigravida
: orang yang pernah hamil beberapa kali
Graviditas
: kehamilan
Para
: jumlah kehamilan yang ttelah berlanjut ke viabilitas
Primipara
: seorang wanita yang telah melahirkan bayi viable, tanpa memperhatikan apakah
anaknya hidup waktu dilahirkan dan tanpa memperhatikan kelahiran tunggal atau
multiple
Nulipara
: seorang wanita yang belum perrnah melahirkan bayi yang viable
Multipara
: seorang wanita telah melahirkan 2 kali atau lebih.
4. Terapi
Obat Selama Kehamilan dan Laktasi
Obat-obatan
dengan kelarutan lipid yang tinggi atau terberat molekul kurang dari 1000 dapat melintasi
plasenta dengan mudah atau berdifusi ke dalam air susu. Akibatnya janin
dan bayi baru lahir dapat dipapar ke berbagai tingkat pengobatan ibu.
Masa
paling kritis pemaparan obat ke janin terjadi selama trimester pertama sewaktu
obat bisa bertanggung jawab bagi anomaly konginetal dan sebelum persalinan, ketika obat dapat
menyebabkan depresi pernafasan atau toksisitas janin karena imaturitas system
enzim janin.
Terapi
antibiotic : infeksi bakteri selama kehamilan sering mengancam kehidupan dan terapi obat antimikroba penting. Bila seorang menseleksi antibiotika yang tepat maka harus
dipertimbangkan kemungkinan toksisitas
untuk pasien hamil maupun bahaya khusus pada janin yang dapat diciptakan oleh
lintasan plasenta.
5. Nyeri
Abdomen
Tiga
Sumber utama nyeri abdomen :
- Ketegangan : distensi viskus berongga=
usus, ureter, uterus, tuba falopi menyebabkan nyeri melalui perregangan dinding
otot atau lebih kontraksi otot. Nyeri juga diproduksi oleh traksi pada
mesenterium dan peregangan akut kapsul organ padat seperti hati, lmpa, ginjal
dan ovarium.
- Iritasi peritoneum : bila peradangan
viskus berdekatan merangsang peritoneum perietale yang sensitive, maka nyeri
ccenderung berbatas jelas dn
terlokalisasi.
- Iskemia otot somatic, jantung atau
visera.
6. Abortus
Definisi
:
Abortus
: kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir
sebelum berat janin 500 gram. Bila berat janin tidak dikethui, maka perkiraan
lama kehamilan kurang dari 20 mgg.
Abortus
kompletus : keluarnya hasil konsepsi sebelum janin berumur 20 mgg.
Abortus
habitualis : terjadinya 3 atau lebih abortus spontan berturut-turut.
Abortus
inkompletus : keluarnya sebagian, tetapi
tiak seluruh hasil konsepsi sebelum umur
kehamilan lengkap 20 mgg.
Abortus
diinduksi : penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja sebelum usia kehamila 20 mgg.
Abortus
insipient : keadaan perdarahan dari intrauteri yang terjadi dengan dilatasi servik continue dan
progresif, tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur kehamilan
lengkap 20 mgg.
Abortus
terinfeksi : abortus yang disertai infeksi organ genital.
Missed
abortion : abortus yang janinnya meninggal dalam uterus sebelum umur kehamilan
20 mgg, tetapi hhasil konsepsi tertahan ddalam uterus selama 8 mgg atau lebih.
Abortus
septic : abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorhganisme dan
produknya kedalam sirkulasi sistemik ibu.
Abortus
spontan : pengeluaran hasil konsepsi tak disengaja sebelum umur kehamilan
lengkap 20 mgg karena indikasi yang diakui secara medis dan dapat diterima
secara hukum.
Abortus
iminiens : keadaan dimana perdarahan berasal dari intra uteri yang timbul sblum
umur kehamilan 20 mgg, dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa pengeluaran hasil
konsepsi atau ttanpa dilatasi serviks.
7. Adenomiosis
Definisi
: kelainan uterus jinak yang ditandai oleh adanya focus ektopik kelenjar dan
stroma endometrium didalam miometrium. Keadaan ini dapat menerangkan dismenore
sekunder progresif yang terlihat pada wanita yang mengalami perdarahan haid
yang hebat menyertai ketidaknyerian pelvis generalisata selama akhir tiga
puluhan dan empatpuluhannya.
8. Torsi
adneksa
Pertimbangan
umum : meskipun jarang, torsi (putaran) tuba falopi atau tuba dan ovarium dapat
terjadi pada setiap umur – sebelum usia pubertas, selama pasca ovulasi siklus
haid, selama kehamilan, atau seteelah menopause. Makin hebat torsi, maka lebih
mungkin timbul jaringan nekrosis. Akibatnya gambaran klinik ditentukan oleh
luas pengaruh penyediaan darah adneksa. Pembedahan abdomen yang dini dapat
memungkinkan pemeliharaan adneksa yang bila tidak akan menjadi gangrene.
9. Anemia
selama kehamilan
Pertimbangan
umum : suatu keadaan dimana jumlah
eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya,
ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer. Selama
kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi,
sekundder terhadap kehilangan darah sebelumnya
atau masukan besi yang tidak ade kuat.
Meskipun
anemia sendiri jarang menciptakan krisis
kedaruratan akut selama kehamilan, namun pada hakikatnya setiap masalah kedaruratan dapat diperberat oleh anemia yang telah ada.
10. Apendisitas selama kehamilan
Pertimbangan
umum : meskipun apendisitas merupakan salah satu gangguaan bedah abdomen paling
serius yang mengkomplikasi kehamilan, naamun insiden apendisitas tidak
dipengaruhi oleh kehamilan, berkisar dari 1 dalam 1.000 sampai 1 sampai 3.000
pasien hamil.tetapi resiko meningkat karena gejala daan tanda apendisitas
cenderung ditutupi oleh kehamilan. Selanjutnya, jika apendiks akan perforasi
selama kehamilan lanjut, maka uterus yang membesar akan menyulitkan omentum
untuk membatasi infeksi intraperitonium.
11.
Asma Selama Kehamilan
Pertimbangan
umum : Asma dapat didefinisikan sebagi dispne paroksismal yang disertai
oleh bunyi tambanhan yang disebabkan
oleh spasme pipa bronkus/ pembengkakan
mukosa bronkus. Ditandai oleh bronkokonstriksi reversible, seranggan
asma dapat dicetuskan oleh allergen,
infeksi saluraan pernafasan, polutan lingkungan atau factor psikogen. Obstruksi
jalan pernafasan akibat spasme bronkus, edema mukosa dan peningkatan reaktif
dalam sekresi bronkus.
Data
subyektif :
Dispne
paroksismal merupakan gejala paling khas . biasaanya suatu serangan asma dimulai dengan sensasi kesesakan dada
yang diikuti oleh batuk dan bising
mengi. Demam menggambarkan infeksi saluran pernafasan. Biasanya pasien sadar
akan diagnosisnya, karena telah menngalami beberapa serangan sebelumnya.
Data
objektif :
Pemeriksaan
dada menunjukan ronki dan bising mengi difus inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi
memanjang. Pada status asmatikus, pernafaasan sangat sulit dan bising mengi
dapat didengar tanpa stetoskop.
12.
Abses Bartholin
Definisi
: suatu kista duktus bartholin terinfeksi yang diisebabkan oleh infeksi
gonokokus, basil kaliformis atau organism lainnya.
Data
subjektif :
Nyeri
perineum dapat begitu hhebat, sehingga pasien tidak mampu dudduk atau berjalan
nyaman. Pembengkakan akut yang nyeri tterlihat padaa tepi lateral bawah
orifisium vagin. Iritasi vulva sering menyertai.
Data
objektif :
Pemeriksaan
vulva : terdapat massa berfluktuasi, berrbatas tegas, sfiris, lunak, sangat
nyeri tekan yyang terletak lateral dan dekat posterior prenulum labiorum
pudenda, yng dikelilingi oeh jaaringan merah dan nyeri ttekan jelas. Labia
majora sering edematosa.
13.
pembengkakan payudara postpartum
Definisi
: suatu keadaan peradangan sementara yang menggambarkan vena dan limfe
payudaraa vena dan limfe payudaraa yang berlebihan mendahului laktasi.
14.
infeksi payudara
Definisi :
Mastitis
akuta yaitu peradangan akut payudara, biasanya menyertai retakan atau fisura
putting susu yang tterjadi selama periode laktasi.
Abses
payudaraa yaitu gejala sisa lanjut dan bisanya supuratif dari mastitis akut.
Abses
subraeola daan pembentukan fistula yaitu infeksi menahun yang tidak berhubungan
dengan kehamilaan yang dapaat timbul paadaa wanitaa muda.
15.
Massa Payudara
Massa
payudara daapaat disebabkan oleh infeksi, kista jinak, tumor jinak atau tumor
ganas.
16. Presentasi bokong
Definisi:Presentasi
bokong kaki sempurna (complete breach): bokong turun terlebih dahulu.
Tungkai fleksi pada abdomen janin dan kaki sepanjaang bokong kaki.
Tungkai fleksi pada abdomen janin dan kaki sepanjaang bokong kaki.
Presentasi
bokong (footing breach): tungkai terletak ekstensi sepanjang badaan janin,
sehingga bokong turun terlebih dahulu.
Presentasi
bokong kaki tak sempurna (incomplete breach): presentasi bokong dengan satu tau
dua kaki ataau lutut prolaps ke dalam vaaginaa
17.
Gagal Jantung Selama Kehamilan
Perubahan
kardiovaskuler selama kehamilan—peningkatan curah jantung, volume darah dan
konsumsi oksigen, dapat menyokong gagal jantung, bila seorang pasien hamil
menderita penyakit jantung. Dulu, penyakit jantung reumatik, terutama stenosis
mitralis, bertanggung jawab bagi sebagian besar kasus penyakit jantung selama kehamilan.
Pada tahun-taahun belakangan ini, komplikasi jantung demam reumatik telah
menjadi kurang sering, sementara lebih banyak wanita penyakit jantung
congenital mungkin menjadi hamil.
Curah
jantung meningkat dini dalam kehamilan, dan peningkatan bermakna lebih
dibuktikan pada umur kehamilan 12 minggu. Curah jantung lebih meningkat sampai
28-32 minggu dan kemudian dipertahankan pada tingkat yang relative tinggi
sampai cukup bulan.
Denyut
jantung meningkat perlahan-lahan dan progresif sepanjang kehamilan, yang
mencapai puncaknya sekitar 15 denyutan per menit di atas tingkat tidak hamil
pada cukup bulan. Dengan aktifitas fisik, curah jantung cenderung
meningkat lebih besar pada pasien hamil
daripada pasien tidak hamil.
Selama
persalinan kala I, curah jantung ibu meningkat moderat; selama persalinan kala
II, usaha ekspulsif yang akan disertai
dengan curah jantung yang lebih besar.
Volume
darah meningkat jelas selama kehamilan. Meskipun peningkatan dimulai selama
trimester I, namun volume darah ibu
berkembang paling cepat selama trimester II, kemudian meningkat jjauh lebih
lambat selaama trimester III. Peningkatan volume darah selama kehamilan
normal bervariasi besar (20-1000 % di
atas nilai prahamil) dan dipengaruhi oleh
berat badan ibu, berat hasil konsepsi dan gizi ibu.
Karena
air tubuh total meningkat selama kehamilan, maka edema lazim menyertai
kehamilan normal. Edema kehamilan yang normal tidak boleh dikacaaukan dengan penimbunan cairan sekunder terhadap
penyakit ginjal atau jantung.
Konsumsi
oksigen mulai meningkat selama bulaan ke dua kehamilan dan mencapai nilai
10-20% di atas normal pada cukup bulan.
28.
Penyakit Serebrovaskuler Selama Kehamilan.
Penyakit
Serebrosvaskuler; perdarahan subaraknoid, perdarahan intraserebral atau
sumbatan pembuluh darah serebral—tidak bisa terjadi tetapi merupakan komplikasi
kehamilan yang berat. Mortalitas ibu berkisar dari 30 sampai 45%. Sumber
perdarahan subaraknoid biasanya suatu
anomaly arteriovenosa atau suatu aneurisma. Yang pertama dapat berdarah pada
saat selama kehamilan, sementara aneurisma lebih mungkin berdarah selama
pertengahan kedua kehamilan. Secara umum, hubungan antara kehamilan daan
perdarahan intracranial mungkin kebetulan saja, meskipun hipertensi dapat
mencetuskan rupture anomaali vaaskular yang ada sebelumnya. Persalinan tampaknya
tidak meningkatkan kemungkinan penyakit vascular. Penyakit sumbatan
serebral—baik arteri atau vena—bahkan lebih jarang daripada perdarahan.
19.
Inkompetensi Serviks
Definisi
: suatu istilah yang digunakan untuk keadaan yang obstetric yang ditandai oleh dilatasi serviks tidak
nyeri, tanpa darah selama trimester kedua kehamilan. Serviks tampak tidak dapat
mempertahankan hasil konsepsi karena cedera atau cacat dari berbagai sumber.
Meskipun tidaak ada aktivitas uterus dan perdarahan, serviks menjadi mendatar
dan berdilatasi, dan selaput ketuban menonjol melaluinya. Selaput ketuban yang
menonjol mengalami rupture, dan
kelahiran janin menjadi tindakan berlangsung cepat dan agak kurang nyeri.
20.
Lesi-Lesi Serviks
Lesi-lesi
servik yang bertanggungjawab terhadap gejala darurat dapat jinak atas ganas.
Kelainan patologi serviks yang jinak meliputi polit dan lesi peradangan
biasanya merupakan keganasan karsinoma.
21.
Nyeri Dada dalam Kehamilan
Pertimbangan
Umum : Nyeri dada akut merupakan gejala darurat yang relative tidak lazim
selama kehamilan, dapat akibat factor
etiologi yang sama dengan yang diperkirakan
pada pasien tidak hamil.
22.
Kolesistisis Selama Kehamilan
Serangan
akut penyakit kandung empedu selama kehamilan jarang terjjadi , bahkan meskipun
batu empedu telah ada atau terbentuk selama kehamilan.
23.Korioamnionitis
Pertimbangan
Umum : korioamnionitis – infeksi selaput ketuban disebabkan oleh penyebaran
orgaanisme vagina ke atas. Dua factor presdisposisi terpenting adalah pecahnya
selaput ketuban lebih dari 24 jm dan persalinan lama. Bakteri yang paling
mungkin bertanggungjawab meliputi Escherechia coli, streptokokus aerob dan
anaerob, proteus, stapilokokus dan bakteroides. Bila selaput ketuban utuh, maka
korionamniosis mungkin berkembang darri
iinfeksi asenden; dari penyebaran hematogen virus, bakteri, jamur, atau
protozoa; atau sebagi akibat amnionsentosis diagnostic.
24.
Aneurisma Sirsoid Uterus
Pertimbangan
umum : Aneurisma Sirsoid Uterus dicirikan ooleh hubungan abnormal majemuk anttara arteri dan vena—aneurisma atau fistula
arrteriovenosa majemuk dengan
pembentukan massa arteri dan vena yang berdilatasi. Aneurisma Sirsoid
juga telah didefinisikan sebagai tumor berpulsasi yang disebabkan oleh suatu
anastomosis antara arteri dan vena kecil
, tanpa interposisi kapiler.
25.
Koma pada Kehamilan
Pertimbangan
umum : pasien hamil yang koma adalah suatu masalah kedarurataan yang sanngat
kritis. Bila paska bbelasan tahun yang
diketahui sebelumnya sehat, mendadaak menjadi koma setelah kejang selama pertengahan terakhir kehamilan,
maka pikiran seorag ahli kebidanan
mula-mula diajukan pada eklamsia. Ttetapi penyebab nonobstetri juga hharus
dipertimbangkan karena koma hanya merupakan suatu gejala yang menunjukan kegagaalan metabolism serebral, dan bukan
kesatuan penyakit yang spesifik.
Menurut patofisiologi, ada 4
penyebab koma
.
26.
Konstipasi Berat selama Kehamilan
Pertimbangan
Umum : konstipasi—keluhan umum selama kehamilan—dapat disebabkan oleh kebiasaan
buaang air besaar yang tidak teratur, hipotoni otot polos generalisata,
kompresi usus bagian bawah oleh uterus yang membesar atau karrena semuanya.
Factor-faktor
presdisposisi : meliputi masukan cairan yang tidak adekuat, serrat diet yang
tidak addekuat, ddan kebiasaan defekasi yang buruk. Jika pasien menunda
defekasi dari saat pertama kali iia
merasa ingin buang air besar, maka fases akan keras dan tersangkut.
27.
Kedaruratan Konstrasepsi
Pertimbangan
Umum : masalah yang timbul sementara wanita menggunakan metode kontrasepsi bisa
berhubungan dengan metode itu sendiri; akibat factor presdisposisi yang tidak
berhubungan atau kemunculn spontan yang
bersamaan. Penelitian epidemologi prospektif dan retrospektif yang luas telah dicoba untuk menjawab pertanyaan ini; masalah mana yang muncul kebetulan dan masalah mana yang
disebabkan atau dieksaserbasi oleh
metode kontrasepsi? Walaupun banyak kesimpulan tetap konttroversial.
Pertimbangan
umum; dua jenis kontrasepsi oral telah
tersedia. Jenis yang luas diressepkan
mengandung suatu kombinasi estrogen dan progestin dalam setiap
tabletnya. Pil ini dimkan untuk 21 hhari
berturutan; tanpa tablet inert dimakan selama 7 hari berikutnya. Perdarahan
withdrawal biasanya terjadi selama interval bebas obat. Dengan menekan
ovulasi secara konsisten, pil kombinasi
sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Jenis lain obat kontrasepsi oral
adalah tablet yyang hanya mengandung progestin , yang dimakan setiap hari tanpa terputus. Keefektifannya kurang dari pil kombinasi.
Masalah
potensial : kelainan tromboemboli, hipertensi, adenoma hati dengan perdarahan
intraabdomen, penyakit vesika felea.
Alat
Kontasepsi Dalam Rahim (AKDR,IUD)
Pertimbangan
umum : AKDR merupakan metode kontrasepsi efektif dengan keunggulan khusus bahwa sekali AKDR ditempatkan, tidak
diperlukan motivasi lanjutan, usaha atau peralatan untuk kelanjutan
kontrasepsi.
Masalah
potensial : sinkope, perdarahan uterus, nyeri uterus, infeksi pelvis, perforasi
uterus, kehamilan ektopik, benang yang hilang.
28.
Serangan Kejang saat Kehamilan
Serangan
kejang merupakan kedaruratan medik yang mengancam jiwa. Jika kejang timbul
untuk pertama kali selama separuh kehamilan terakhir, maka kecurigaan pertama
ahli kebidanan adalah eklamsia, terutama jika disertai hipertensi, proteinuria
dn edema. Tetapi penyebab nonobstetri juga harus dipertimbangkan. Jika serangan
kejang umum atau sisi-sisi mendadak berkembang pada pasien yang diketahui tidak
menderita epilepsy, maka kemungkinan diagnosis keracunan obat, infeksi serta
penyakit metabolic dan endokrin.
29.
Sistisis
Sistisis—infeksi
fasika urinaria—adalah salah satu masalah pada wanita hamil dan tidak hamil.
Sumber biasanya bakteri kolon, yang mendiami introitus vagina dan kemudian naik
melalui uretra kedalam vaasika urinaria.
Data
Subjektif ; disuria, perasaan terbakar saat miksi, urgensi, frekuensi,
ketidaknyamanan suprapubik, hematuria, atau pengeluaran urin yang keruh menjadi
yang terbiasa diperhatikan demam mungkin tidak ada, kecuali disertai infeksi
ginjal.
Factor-faktor
presdiposisi : koitus, kateterisasi uretra, distensi vesika urinaria
berlebihan, trauma dasar vesika urinaria selama persalinan dan kelahiran,
higienis perineum yang buruk, sitokel, dan divertikal suburetral.
30.
kedaruratan Diabetes Dalam Kehamilan
Pertimbangan
Umum : diabetes meletus adalah salah satu komplikasi medis terlazim dari
kehamilan. Hiperglikemia dengan atau tanpa ketoasidosis atau hipoglikemia dapat
menciptakan maslaha kedaruratan akut
yang membutuhkan perhatian segera.
Selama
kehamilan muda, nausea, vomitus dan deplesi glikogen hati dapat bergabung untuk
presdiposisi kea rah ketoasidosis.
Setelah
trimester pertama kebutuhan insulin meningkat dengan berkelanjutan kehamilan.
Pada infeksi pemberat atau stress lainnya, maka asidosis diabetikum dapat
berkembang cepat.
31.
Dismenore
Disminore—nyeri
dalam siklus haid adalah suatu gejala-gejala ginekologik yang paling sering.
Bahkan meskipun wanita-wanita dengan disminore cenderung untuk mendapat nyeri
haid rekirens secara periodic, beratnya episode secara individual dapat
menyebabkan pasien mencari pengobatan darurat.
Disminore
primer, dengan mulai timbulnya beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah
menarke, terjadi berhubungan dengan siklus ovulasi. Organ-organ pelvis adalah
normal. Mekanisme haid nyeri belum jelas dan dapat bervariasi pada wanita
yang berbeda. Kemungkinannya meliputi
haid yang retrogad, spasme uterus, dan iskema uteri.
32.
Dispne Selama Kehamilan
Pertimbangan umum
Dispne,
atau nafas sesak, dapat didefinisikan sebagi suatu kesdaran yang tidak
semestinya dari usaha pernafasaan.
Meskipun dispne selama latihan atau saat istirahat merupakan manifestasi dari
baanyak bentuk penyakit paru dan kardiovaskular, nafas pendek adalah gejala
subjektif yang dapat berasala dari psikologik.
Selama
kehamilan banyak wanita yang menjadi
waspda akan pernafasan mereka untuk pertama kali dan kemungkinan
menginterprestasikaan hiperventilasi “normal—dalam kehamilan sebagai nafas pendek yang memberi kesan paru
atau pennyakit jantung”
33.
Kehamilan Ektopik
Definisi
: Kehamilan Ektopik—gastasi diluar kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan
istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstrauterin, kkarena istilah ini
mencakup gastasi pada pars interstisialis tuba, kehamilaan kornu, dan kehamilan
survikalis dan juga kehamilan abdomenial, kehamilan ovarian, dan kehamilan
tuba
34.
Endometriosis
Pertimbangan
Umum : Endometriosis—suatu masalah yang relatif biasa selama masa reproduktif
dicirikan oleh adanya dan proliferasi jaringan endometrium pada berbagai tempat
diluuar kavum endometrium. Meskipun ovarium, ligamentum sakrouterina, septum
retrovaginal, dan peritoneum pelvis lebih sering terkena, endometriosis dapat
juga mempengaruhi traktus intestialis.
Endometrioma
merupakan lesi klasik, yang biasanya ditemukan dalam ovarium, dibatasi oleh
endometrium yang fungsional, dan berisi materil seperti sirop coklat tetapi
berkomposisi darah dan pigmen-pigmen darah. Sebagai tambahan terhadap
gejala-gejala endometriosis, endometrioma dapat menimubulkan gejala dan
kelainan yang seupa dengan kista dan tumor-tumor ovarium lainnya.
35.
Presentasi Muka
Pertimbangan Umum
Presentasi
muka adalah presentasi longitudinal dari janin dimana kepala menjadi ekstensi
sehingga muka menjadi bagian paling bawah. Dagu (mentum) adalah titik petunjuk
pada muka yang menunjukan posisi janin dalam pelvis ibu.
Definisi Dari Posisi-Posisi
Dagu-dagu
depan (MRA)—posisi janin dimana dagu terletak pada kuadran kanan depan pelvis
ibu.
Depan
Kanan Belakang (MRP)—posisi janin di mana dagu terletak pada kuadran kanan
belakang pelvis ibu.
Dagu
Kiri Depan (MLA)—posisi janin dimana dagu terletak pada kuadran kiri depan
pelvis ibu.
Dagu
Kiri Belakang (MLP)—posisi janin dimana dagu terletak pada kuadran kiri belakang pelvis ibu.
Dagu
Kanan Lintang (MRT)—posisi janin dimana dagu terletak pada pertengahan jalan
posisi lintang antara kuadran kanan depan dan belakang.
Dagu
Kiri lintang (MLT)—posisi janin di mana dagu terletak pada pertengahan jalan
antara kuadran kiri depan dan belakang.
36. Gawat Janin Selama Persaliinan.
Pertimbangan Umum
Gawat janin selama persalinan
menunjukan hipoksia janin. Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung
janin kehilangan variabelitas dasarnnya
dan menunjukan deselerasi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob
menghasilkan asam laktat dengan PH janin yang menurun
Data
subjektif dan objektif
Gerakan
janin yang menurun atau berlebihan menandakan gawat janin. Tetapi, biasanya
tidak ada gejala-gejala subjektif. Seringkali indicator gawat janin yang
pertama adalah perubahan dalam pola denyut jantung janin. Hipotensi pada ibu,
suhu tubuh yang meningkat atau kontraksi uterus yang hipertonik atau ketiganya
secara keseluruhan dapat menyebabkan asfiksia janin.
37. Gonore
Definisi
Gonore
adalah suatu infeksi membrane mukosa uretra dan traktus genitalis yang
disebabkan oleh Nesseria Gonorrhae.
38.
Hematokolpas
Definisi
Hematokolpas
adalah suatu akumulasi darah haid dalam vagina akibat dari hymen imperforate atau obstruksi lainnya.
39.
Hemoroid dan Kehamilan
Pertimbangan Umum
Hemaroid
adalah dilatasi dari pleksus vena hemoroidalis internus dan eksternus—adalah
biasa dalam kehamilan. Tekanan yang meningkat pada vena-vena hemoroidialis
akibat obstruksi oleh uterus yang membesar maupun oleh adanya kecenderungan kearah konstipasi selama kehamilan.
40,
Hidramnion
Hidramnion
(polihidramnion) adalah suatu jumlah
cairan amnion yang berlebihan (lebih dari 2000 ml). normal volume cairan
amnion meningkat secara bertahap selama kehamilan dan mencapai puncaknya
kira-kira 1000ml antara 34-36 minggu
41.
Hieremesis Gravidarum
Pertimbangan Umum
Hiperemesis
gravidarum adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian
luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan.
42.
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi
selama kehamilan merupakan komplikasi serius yang membutuhkan evaluasi seksama.
Selama kehamilan normal, resistensi vaskuler perifer menurun sebagai akibat
vaskulatur yang mengalami dilatasi. Tekanan sistolik dan diastolic keduanya cenderung untuk turun pada trimester kedua
dan kemudian kembli normal saat mendekati atterm. Jika resistensi perifer
meningkat terjadilah hipertensi.
Definisi
Hipertensi—peningkatan
tekanan sistolik sekurang-kuranngnya 30 mm Hg, atau peningkatan tekanan
diastolic sekurang-kurangnya 15 mm Hg,
atau adanya tekanan sistolik
sekurang-kurangnya 140 mm Hg, atau tekanan Diastolik sekurang-kuranngnya
90 mm Hg. Hipertensi juga dapat ditentukan dengan tekanan arteri rata-rata 105
mm Hg atau lebih atau dg kenaikan 20 mm
Hg atau lebih.
43. Preekamsia
Pertimbangan umum
Hipertensi;
vasopasme, terutama spasme arteriolar merupakan dasar dari proses preeklamsia
dan eklamsia. Kontraksi vascular menentukan tahanan terhadpa aliran darah dan
menyebabkan berkembangnya hipertensi arterial. Efek akhir adalah penurunan perfusi ke macam-macam
organ—uterus, ginjal,hepar, dan otak.
Proieinuria
: perubahan-perubahan pada ginjal yang khas untuk preeklamsia adalah
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disertai penyempitan lumen
kapiler.
Data
Subjektif: kenaikan berat badan, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
epigrastrium