Baiklah.
Biarkan aku bernostalgia. Dua tahun silam saat aku jatuh cinta….
Aku
adalah seorang gadis yang hobi maIn futsal. Futsal bagiku ibarat obat penenang saat
aku kacau. Futsal seperti lumpia basah
yang ku lahap hingga nikmatnya…
Seperti
hari ini. Aku menghabiskan malamku dengan menendang-nendang bola sekuat tenaga.
Aku sebenarnya marah dengan diriku, aku tidak tahu harus dengan apa
melampiaskan perasaan yang sejak lama ku pendam. Perasaan yang tak layak ini,
semakin tumbuh dan menguasai diriku. Aku tidak suka!
Cinta.
Shakespare mengatakan bahwa hal yang penting di dunia ini adalah cinta. Jika
jawabannya adalah cinta maka menurutku kemungkinan pertanyaannya yaitu ; Apakah
yang membuatmu being crazy?. Semua orang disini tahu bahwa aku kuat, Aku mampu
membersihkan halaman berumput dengan satu cangkul dan menyulapnya menjadi
indah. Aku kuat!
Di
depan temanku aku menjadi seorang perempuan hebat yang menyembunyikan rahasia
itu…, rahasia hatiku. Rahasia yang tak akan mereka tahu sampai kapanpun, cukup
aku dan Tuhan yang tahu.
Menjalin
hubungan dengan kekasih orang lain merupakan kesalahan fatal. Namun aku
mencintainya! Bukankah mencintai dan dicintai itu adalah hak semua orang?
Begitupun aku yang berhak mencintainya. Tapi kenapa cinta ini seakan menjadi
bom waktu yang cepat ataupun lambat akan meledak dan meluluh-lantahkan istana
hatiku?! Akh..,
Aku
jadi teringat lagu yang dibawakan oleh Sheila On Seven berjudul Sepia. Lagu
yang menceritakan bahwa sepia adalah seorang
kekasih gelap seperti aku. Aku tahu ini tidak benar dan rinduku padanya
sebuah larangan. Tapi aku tetap mencintainya.
Ada
satu kalimat Gibran yang menjadikanku seorang pecinta sejati; when love backons to you, follow him! Ketika
cinta memanggilmu, ikutilah dia. Walau jalan yang kan kau lalui terjal dan
berliku dan pabila sayapnya merangkulmu serahkanlah dirimu walaupun pedang
terselubung dibalik sayap itu melukaimu.
Tanggal
15 Mei 2 tahun silam aku membuat pesta kejutan untuknya. Ku ajak
teman-temanku untuk berpartisipasi. Mereka hanya tahu bahwa satria adalah
sahabatku. Aku membuat sebuah kue Tart dengan kedua tanganku. Ku tuliskan “Selamat
Ulang Tahun Satria ” diatas kue itu. Aku berharap Satria menyukai kejutanku dan
berfikir bahwa aku berarti untuknya.
Tapi..,
Tanpa
ku prediksi, Satria membawa Sintia ke rumahku. Sintia adalah perempuan yang
dipacarinya sejak lama. Aku pun mengerti. Aku tidak berhak menuntut padanya
karena siapa aku pun samar dihatinya. Aku menganggap semuanya baik-baik saja
padahal hatiku hancur. Apa lagi saat Satria memberikan potongan kue tart nya
pada Sintia, pada saat itu lah aku merasa seluruh tenaga dan roh ku menghilang.
Aku merasa matahari yang terang berubah menjadi topan yang menggulung hamparan
suka-cita ku. Ini tidak adil!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar