BAB
1
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG
Rencana asuhan pada bayi hari ke-2
sampai hari ke-6 setelah lahir harus dibuat secara menyeluruh dan rasional
sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai dengan keadaan bayi
pada saat itu, apakah dalam keadaan sehat/normal atau mengalami sakit/gangguan.
Pada bayi-bayi yang lahir di rumah sakit atau klinik-klinik bersalin, asuhan pada bayi usia 2-6 hari ini juga harus diinformasikan atau diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali kerumah, mereka sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang diberikan kepada bayi usia 2-6 hari meliputi hal-hal yang berkaitan dengan minum, BAK, BAB, Tidur, kebersihan kulit, keamanan, tanda-tanda bahaya dan penyuluhan.
Pada bayi-bayi yang lahir di rumah sakit atau klinik-klinik bersalin, asuhan pada bayi usia 2-6 hari ini juga harus diinformasikan atau diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali kerumah, mereka sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang diberikan kepada bayi usia 2-6 hari meliputi hal-hal yang berkaitan dengan minum, BAK, BAB, Tidur, kebersihan kulit, keamanan, tanda-tanda bahaya dan penyuluhan.
B. TUJUAN
1 Mengetahui cara menjaga kebersihan
kulit bayi
2 Mengetahui cara menjaga keamanan
pada bayi
3 Mengetahui tanda-tanda bahaya
4 Mengetahui penyuluhan sebelum bayi
pulang
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KEBERSIHAN KULIT
1.
Kulit normal bayi
Pemeriksan kulit sangat
penting dalam pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Kesehatan neonates dapat
diketahui dari warna, integritas,d an karakteristik kulitnya. Dengan alat batu
pemeriksaan yang canggih, kita dapat mengetahui usia, status nutrisi, fungsi
system organ, dan adanya penyakit kuit yang bersifat sistemik. Adanya luka
memar, dan tanda lahir dapat menimbulkan kecemasaan bagi orang tua. Pemeriksaan
yang lengkap pada kulit mencakup inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan inspeksi
dapat melihat adanya variasi kelainan kulit. Namun untuk menghindari masalah
yang tidak tampak jelas, dilakukan pemeriksaan inspeksi berupa penilaian
ketebalan dan konsistensi kulit.
Fungsi
kulit adalah sebagai perlindungan, baik fisik maupun imunologis, regulasi
panas, dan indera peraba. Pemahaman tentang struktur kulit sangat penting agar
kita dapat melakukan pemeriksan dan mengidentifikasi adanya kelainan
Kulit terdiri dari tiga
lapisan, yaitu:
1. Epidermis
(bagian luar)dibagi menjadi 5 lapisan: lapisan teratas adalah startum korneum
(terdiri dari sel mati) yang secara konsisten terkikis dan tergantikan. Pada
bagian terendah banyak mengandung keratin dan melanosit.
2. Dermis
terdiri dari jaringan fibrosa dan elastic, kelenjar keringat, kelenjar
sebaseaus, pangkal rambut, pembuluh darah, dan saraf.
3. Subkutan
yang terdiri dari lemak kulit yang berfungsi untuk melindungi organ dalam tubuh dan sebagai tempat penyimpanan
energy.
Kulit
bayi baru lahir secara struktur dasar hamper sama dengan kulit orang dewasa. Kulit bayi
biasanya tipis, lembut dan biasanya mudah tterkena trauma, baik akibaat
peregangan , tekanan atau bahan-bahan dengan pH yang berbeda. Semakin premature
seornag bayi, semakin kurang kematangan fungsi kulitnya. Fibril yang
menghubungkan lapisan dermis dnegan epidermis lebih rapuh dan stratum kornium
lebih tipis.kelenjar keringat, walaupun sudah ada sejak lahir, belum mencapai
fungsi maksimal eperti orang dewasa.
Kulit janin dalam uterus ditutupi
oleh vernik caseosa yang merupakan hasil
konsepsi material lemak berwarna putih/kuning yang terbentuk akibat sekresi
kelenjar sebasea dan penumpukan sel mati. biasanya muncul selama trimester III
dan berkurang sampai usia kehamilan mencapai 40 minggu. Verink kaseosa sering
kali dijumpai pada saat lahir dan biasannya menghilang daalam beberapa jam
melalui proses absorbsi. Didalam uterus janin diselubungi lanugo, yaitu rambut
yang pertama kali muncul pada minggu ke 20 dan menutupi sebagian tubuh,
termasuk wajah, dan menghilang pada usia kehamilan ke-40 minggu atau lebih.
Dengan melihat anatomi dan fisiologisnya, taampaak bahwa kulit bayi mempunyai
perranan penting ddalam melindungi bayi. Kelenjar sebasea biassanya belum
aktif, namun mungkin akan mengalami pelebaran pada daerah hidung dan pipi
berbentuk bintik-bintik putih yang disebut milia.
Dengan demikian kita perlu menjaga
kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi atau penyakit. Salah satu
cara untuk menjaga kebersihan ulit adalah dengan memandikan bayi. Memandikan
bayi pertama kali harus ditunda minilmal 6 jam, dan disarankan setelah 24 jam
pertama, untuk mencegah hipotermia karena anatomi kulit dan fungsi pengaturan suhu bayi (hipotalamus)
masih belum sempurna sehingga bayi tidak dapat langsung menghadapi stress, baik
suhu dingin maupun panas yang
berlebihan. Setelah 6 jam, diperkirakan suhu tubuh bayi sudah stabil dan bayi
cukup mampu mengatasi tentang lingkungan, baik panas maupun dingin ( biasanya 2
hari fungsi termogulasi sudah baik). Jika bayi tterpapar lingkungan yang
dingin, metode pengaturan suhu akan bekerja, baik dengan menggigil (peningkatan aktivitas, postur tubuh dan
menangis) atau tanpa menggigil
(penggunaan lemak coklat sebagai kompensasinya)
Harus diingat pula bahwa ketika
memandikan, bayi kemungkinan kehilangan panas melalui konveksi, konduksi,
evaporasi dan radiasi. Konduksi adalah proses hilangnya panas tubuh melalui
kontak langsung dengan benda-benda yang mempunyai suhu rendah (misal., bayi
diletakan diatas meja yang terbuat dari logam ). Konveksi adalah proses
hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan udara dingin disekitarnya (misal.,
bayi berada didalam suatu ruangan yang
dingin atau menggunakan kipas angin). Evaporasi adalah proses hilangnya panas
tubuh jika bayi dalam keadaan basah. Rradiasi proses hialngnya panas tubuh jika
bayi diletakan dengan benda-benda yang lebih rendah suhunya dari suhu tubuhnya.
Kehilangan panas
Ketika dalam kandungan, bayi berada
dalam lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius. Setelah lahir, bayi
masuk ke suasana yang jauh lebih sejuk. Suhu ruangan persalinan yang hanya 21
derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban
menguap pada tubuhnya.
Luas permukaan kulit yang berbanding
lurus dengan massa tubuh bayi menyebabkan bayi beresiko kehilangan panas,
terutama dari bagian kepala bayi yang merupakan 25% dari
ukuran seluruh tubuhnya.
Bayi yang baru lahir mungkin penuh berlumur darah
dan cairan amniotik, kadang-kadang juga dengan vernix,
substansi mirip keju yang melindungi kulit bayi
ketika masih ada di dalam rahim. Kulit bayi yang baru lahir mungkin dilapisi
bulu halus yang hitam, bernama lanugo, yang akan lenyap
dalam 2 bulan kehidupan awalnya. Warna kulit mungkin mula-mula kelihatan biru
tua, tetapi setelah bayi mulai bernafas akan berubah menjadi merah jambu sehat.
2.
merawat kulit bayi
Merawat kulit bayi merupakan salah satu hal yang tidak
boleh dilupakan oleh para ibu. Hal ini disebabkan oleh kulit bayi yang masih
sangat muda dan sensitif yang rentan akan berbagai unsur penyakit dan berbagai
macam gangguan lainnya. Kadang para ibu melupakan mengenai perawatan bayi ini,
karena melihat bahwa kulit bayi yang begitu halus, lembut dan
kelihatan segar, sehingga merasa perawatan kulit bayi tidak diperlukan lagi.
Ya, anggapan ini sangat salah, kulit bayi sangat rentan terkena biang keringat,
alergi, ruam, iritasi dsb, oleh karena itu peran seorang ibu atau orang tua
dalam menjaga kesehatan bayi khususnya mengenai kesehatan kulit sangat
diperlukan. Selain itu, penyakit kulit bayi berat (contoh bersifat patologis)
semula berawal dari tidak sehatnya lingkungan
3. Cara merawat kulit Bayi
a. Memandikan
Bayi
1)
Perhatikan
suhu air mandi terutama untuk bayi baru lahir. Sebaiknya suhunya tidak terlalu
panas atau dingin.
2)
Bersihkan
kulit bayi dari kotoran yang menempel pada
kulit seperti sisa makanan, air seni, dan tinja dengan air. Mandi dua kali
sehari juga akan membantu membersihkan kulit bayi. Jika aktivitas dan gerakan
anak atau bayi anda sangat aktif, mandi dapat dilakukan 3x sehari.
3)
Pada
saat dimandikan, perhatikan betul mengenai sabun yang akan digunakan. Sabun
yang baik bagi kulit bayi adalah sabun khusus untuk bayi yang
tidak terlalu keras dan memiliki pH antara 4,5 - 5 dan usahakan sabun agak
berminyak, hal ini untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi. Sangat
baik bila bilasan dilakukan dua kali untuk membersihkan bahan kimianya. Bila
terjadi iritasi terhadap merek tertentu sebaiknya beralihlah ke merek lain, jangan
biarkan berlarut-larut.
4)
Daerah
seperti sela jari jemari, ketiak, serta selangkangan, jangan sampai
terlewatkan.
5)
Cara
membersihkan alat kelamin bayi perempuan dan laki-laki berbeda. Pada bayi
perempuan, basuh alat kelaminnya dari bagian depan ke belakang atau ke arah
anus dengan menggunakan kapas atau waslap basah. Pada bayi laki-laki, tarik kulupnya perlahan-lahan
hingga tampak lubang kencingnya, baru kemudian bersihkan dengan kapas atau
waslap basah.
6)
Setiap
kali bayi buang air besar, bilas anus dan daerah sekitarnya dengan menggunakan
air bersih yang mengalir. Kalaupun terpaksa menggunakan tisu atau kapas basah,
pilihlah tisu basah khusus bayi yang tanpa alkohol. Alkohol dikhawatirkan bisa
membuat kulit bayi teriritasi.
7)
Selesai
mandi, gunakan handuk lembut agar nyaman di kulit bayi.
8)
Gunakan
pelembab khusus bayi berupa lotion atau krim yang berfungsi untuk
mempertahankan atau menambah kandungan air yang terdapat di dalam kulit,
khususnya kulit bagian luar (epidermis)
b Pemilihan Pakaian dan Popok Bayi
1)
Pilih
pakaian dan popok berbahan lembut dan tipis dari bahan katun atau campurannya.
Hindari bahan nilon yang umumnya membikin bayi gerah dan mudah keringatan.
Kondisi ini akan mudah mengundang kuman atau bakteri yang mudah memunculkan
ruam dan gatal-gatal. Jika bayi sudah bisa menggaruk, kemungkinan terinfeksi
pun menjadi lebih besar.
2)
Hindari
pakaian dan popok yang terlalu ketat karena bisa membuat kulit bayi terluka
bila lama tergesek bahannya.
3)
Ganti
segera pakaian bayi bila terkena kotoran. Entah itu
berupa muntahan, tumpahan makanan, apalagi jika terkena feses atau air seninya.
Kontak kulit dengan feses dan air seni dalam waktu lama akan menyebabkan
terjadinya ruam popok.
4)
Cuci
pakaian bayi dengan sabun cair karena bahan kimia dalam sabun deterjen bubuk
umumnya lebih tajam. Bila bahan deterjen ini tertinggal di baju sangat mungkin
akan membuat kulit bayi teriritasi. Ibu juga boleh menggunakan sabun krim
asalkan sabun itu terlebih dahulu dicampur dengan air dan menjadi cair. Pewangi
pakaian tidak terlalu dianjurkan. Yang dikhawatirkan bukanlah kontak cairan
pewangi itu dengan kulit bayi, melainkan aromanya yang dapat terhirup masuk ke
dalam tubuh bayi. Asal tahu saja, aroma yang terkandung dalam pewangi pakaian
mengandung bahan kimia.
c Gunakan Kosmetika Yang Aman Bagi Bayi
1)
Teliti
terlebih dulu terhadap kosmetika yang akan digunakan termasuk isi, tujuan, cara
pemakaian, tanggal produksi, masa kadaluwarsa dan izin POM.
2)
Gunakan
kosmetika bayi secara benar sesuai dengan aturan yang tertera
3)
Jangan
gunakan penggunaan kosmetika bayi secara berlebihan, hal ini akan membuat
tersumbatnya pori-pori yang dapat menimbulkan terjadinya ruam
4)
Gunakan
bedak dan minyak telon setelah mandi ke seluruh tubuh untuk menjaga kulit bayi dari iritasi, selain itu penggunaan
minyak telon ini dapat menghidanrkan bayi dari gigitan serangga karena baunya
yang menyengat yang tidak disukai oleh serangga.
5)
Jangan
menggunakan kosmetika yang mengandung alkohol, karena dikhawatirkan akan
membuat kulit bayi lebih mudah mengalami iritasi.
6)
Sebaiknya
konsultasikan ke dokter dulu ke dokter sebelum menggunakan kosmetika bayi atau
meminta saran jenis kosmetika bayi yang aman bagi bayi.
d Lindungi Bayi dari Terpaan Sinar Matahari
Siang
1)
Jika
bayi harus dijemur untuk mendapatkan tambahan vitamin D demi pertumbuhan
tulangnya, lakukan hal itu di bawah jam sembilan pagi.
2)
Jika
berdomisili di lokasi dengan tingkat polusi yang cukup tinggi, terutama di
kota-kota besar, disarankan untuk menjemur bayi sebelum jam 8 pagi
3)
Hindari
terpaan langsung bayi dari sinar matahari siang, terkena sinar matahari secara
langsung rentan terkena penyakit kanker kulit.
4)
Bila
ingin membawa bayi keluar rumah, gunakan pelindung seperti payung atau topi.
Krim pelindung matahari (sunblock) bisa digunakan asalkan dikonsultasikan pada
dokter terlebih dulu. Hati-hati jangan sampai mengenai mata, mulut, dan telapak
tangan si kecil.
e. Ciptakan
Lingkungan Yang Sehat Bagi Bayi
1)
Bersihkan
kamar bayi yang akan digunakan.
2)
Ciptakan
suhu kamar atau lingkungan yang sesuai yang dapat membuat nyaman bayi. Suhu
lingkungan yang tidak pas buat si kecil akan membuat kulitnya bereaksi,
misalnya langsung muncul bintik warna merah.
3)
Perhatikan
mengenai ventilasi kamar bayi. Ventilasi kamar bayi sebaiknya jangan terlalu
lebar dan juga jangan terlalu sempit. Kondisi udara yang terus berganti di
kamar bayi cukup baik bagi bayi. Selain itu beberapa kasus biang keringat yang
terjadi pada bayi dapat diatasi dengan lingkunga udara yang sejuk
4)
Jika
suhu ruangan bayi dianggap terlalu panas, dapat menggunakan air conditioner
atau kipas angin tapi terpaannya usahakan jangan langsung mengarah ke
bayi.
5)
Hindari
penggunaan obat nyamuk jenis apapun, jika ingin menghindari bayi dari gigitan
nyamuk, gunakan kelambu saja. Racun yang terdapat dalam obat nyamuk
dikhawatirkan akan membahayakan bayi itu sendiri
6)
Potong
kuku bayi secara teratur. Kuku bayi yang tidak terpelihara dengan baik sering
mendatangkan masalah bagi kulit bayi. Umpamanya, kuku yang panjang-panjang akan
lebih mudah dimasuki kotoran. Bila bayi menggaruk tubuhnya, mungkin sekali akan
terjadi infeksi. Untuk itu, potong kuku bayi secara teratur.
B. KEAMANAN
Pencegahan
infeksi adalah satu aspek penting dalam
perlindungan dan keamanan pada bayi baru laahir, yang dapat dilakukan sebagai
berikut.
1. Mencuci
tangan sebeum dan sesudah menangani bayi merupakan cara efektif untuk mencegah
infeksi.
2. Setiap
bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang.
3. Menyediakan
linen atau kain yang cukup
4. Mencegah
anggotan tenaga atau tenaga kesehatan yang sedang sakit menangani bayi.
Stafilokokos merupakan penyebab tersering
infeksi nosokamal. Kadang beberapa rumah sakit menggunakan cairan
antiseptic atau sabun. Contoh yang mengandung heksaklorophan untuk mencegah kemungkinan infeksi tersebut.
5. Memandikan
bayi tidk boleh sering-sering dilakukan
karena akan berdampak pada kulit yang belum sempurna, bagian muka,
lipatan-lipatan kulit , dan bagian dalam popok dapat dibersihkan 1-2 kal/ hari
untuk mencegah lecet/ tertumpuknya kotoran pada daerah tersebut..
6. Menjaga
kebersihan dan keringnya tali pusat
7. Mengganti
popok dan menjaga kebersihan area bokong
Pencegahan Masalah Pernafasan meliputi :
1. Pencegahan
hipotermia dan kemungkinan infeksi
2. Menyendawakan
bayi setelah menyusui untuk mencegah aspirasi pada saat terjadi gumoh atau
muntah.
3. Jika
tidur bayi harus dibaringkan terlentang atau miring.
Pencegahan Hipotermia :
1. Tidak
sering memaparkan baayi pada udara yang dingin.
2. Menjaga
suhu ruangan sekitar 18-210 C
3. Bayi
menggunakan pakaian hangat dan tidak tterlalu ketat.
4. Segera
menggantikan kain yang basah.
5. Memandikan
bayi dengan air hangat kurang lebih 370 C
6. Bedong/
selimut harus memfasilitasi pergerakan tangan dan kaki.
Pencegahan perdarahn dilakukaan
dengan pemberian vitamin K 1 mg IM yang memicu pembentukan protombin.
Pencegahan
luka dan Trauma :
1. Jangan meninggalkan bayi
2. Pada saat memandikan bayi,
perhatikan atau cek suhu air terlebih dahulu. Hindarkan memasukan air panas
terlebih dahulu karena akan menyebabkan panas yang lama pada baagiaan dasar bak
mandi.
3. Gunakan bak maandi yang tidak
tinggi/terlalu ddalam, alu isi dengan iar kurang dari setengah tinggi bak mandi
untuk mencegah bayi tenggelam.
4. Memnidahkan bayi haarus dengan
menggunakan kain untuk menghindari jatuh karena permukaan kulit yang licin dan
pergerakan bayi.
5. Jika menggunakan peniti untuk mengikatkan popok, gunakan salah satu tangan
di dalam popok untuk memastikan bayi tidak sampai tertusuk peniti tersebut.
6. Pergunakan sarung tangan bayi untuk
mencegah luka karena kuku bayi yang
panjang.
7. Sarung tangan bayi yang digunakan
harus elastic tidak ketat untuk mencegah penekanan terhadap sirkulasi darah ke
bagian jari tangan.
8. Bayi tidak perlu memerlukan bntal
sampai usia 2 tahun, jangan menempatkan bantal diatas kepala agar wajah tidak
tertutup oleh bantal.
Hal-hal yang harus di perhatikan
dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan tetap menjaganya, jangan
meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu dihindari untuk
memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan
jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi.
1. Cara Bayi agar tidak Gumoh
a. Hindari memberikan ASI/susu
saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit
setelah menyusu.
b. Hindari meletakkan bayi di
kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
c. Hindari merangsang aktivitas
yang berlebihan setelah bayi menyusu.
d. Kontrol jumlah ASI/susu yang
diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
e. sendawakan bayi segera
setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2
waktu menysusu.
f. Jika menyusui, posisi bayi
dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45
derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
g Jangan mengangkat bayi saat
gumoh atau muntah.
Segera
mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa
turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru.
Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai
tuntas jangan ditahan.
i. Biarkan saja jika bayi
mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru
lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena
bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari
mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan
tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang
keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya
banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan
keluar lewat hidung.
j. Hindari bayi tersedak.
Bila si bayi
tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut
aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah
masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk
mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan
badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan
tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan
sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
2. Perlu Observasi
Adalah sangat
penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayi Anda yang
mengarah pada hal patologis. Anda tak perlu khawatir jika:
Berat badan bertambah (dalam rentang normal), bayi tampak senang,
pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya,
Anda perlu khawatir jika: Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat
badan, Infeksi dada berulang, Muntah disertai darah, Bayi dehidrasi,
Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda awal
adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayi antara lain: Bayi tidak
tenang/selalu rewel, Bayi tidak ingin menyusu,Bayi selalu menangis saat atau
setelah menyusu, Bayi muntah /gumoh secara berlebihan.
C. Tanda-Tanda Bahaya
Tanda-tanda
bahaya dibagi menjadi dua:
1. Tanda-tanda
bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
a. Pemberian ASI
sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
b. Kesulitan bernafas, yaitu
pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
c. Letargi : bayi terus – menerus
tidur tanpa bangun untuk makan.
d. Warna kulit abnormal/ bibir biru
(sianosis) atau bayi sangat kuning.
e. Suhu terlalu panas (febris) atau
terlalu dingin (hipotermia).
f. Tanda atau perilaku
abnormal atau tidak biasa.
g. Gangguan gastrointestinal,
misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus
menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau berdarah/ lender.
h. Mata bengkak atau mengeluarkan
cairan.
2. Tanda-tanda bahaya yang
harus diwaspadai pada bayi baru lahir.
a. Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali
permenit
b.
Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc )
c. Warna
kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
d.
Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e.
Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
f. Tinja/
urin, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir
atau darah pada tinja.
g. Aktivitas
menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang. menangis terus menerus.
3. Rencana asuhan:
a.Beri ASI sesuai dengan kebutuhan
setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama.
b. Pertahankan agar bayi selalu
dengan ibu.
c.Jaga bayi dalam keadaan bersih,
hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai dengan keperluan.
Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan
dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam
perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus bersih.
4.Jaga tali pusat dalam keadaan
bersih dan kering.
Tali Pusat
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab
daerah ini mudah sekali terkena infeksi. Jika tali pusat yang belum putus
tak sengaja terkena air saat bayi dimandikan, keringkan dengan cotton buds atau
kasa steril. Jangan bubuhi ramuan apa pun pada pangkal tali pusat. Umumnya,
tali pusat akan putus antara 1-2 minggu setelah kelahiran, tapi bisa juga
terjadi lebih dini atau lebih lambat.
Perawatan menggunakan alkohol dan penutupan tali pusar sudah tidak
dianjurkan lagi, perawatan cukup menggunakan air matang dan biarkan tali pusar
tetap terbuka. Usahakan tali pusar tetap kering, untuk mengelap bisa
menggunakan tissue atau kain kasa steril. Tetap amati terhadap tanda-tanda
infeksi
5. Peganglah, sayangi dan nikmati
kehidupan bersama bayi.
6.Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan
jika perlu.
7.Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau
infeksi.
Beberapa gejala bayi terkena infeksi yaitu : Malas
minum, Gelisah, Frekuensi , pernafasan meningkat, Mengantuk (letargi) atau
tidak sadar,Berat badan turun,Pergerakan kurang, Muntah, Diare, Odema, Perdarahan,
ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau kurang dari norma, Adanya nanah
dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas ke kulit perut serta berbau
busuk.
Diagnosa
Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas
seperti yang terdapat pada bayi sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat
dibuat dengan pengamatan yang cermat.
Diagnosis dini dapat dibuat apabila terdapat
kelainan tingkah laku bayi dapat merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum.
Diagnosa infeksi
perinatal sangat penting, yaitu disamping untuk kepentingan bayi itu sendiri
tetapi lebih penting lagi untuk kamar bersalin dan ruangan perawatan bayinya.
Diagnosis infeksi perianatal tidak mudah. Tanda khas seperti yang terdapat bayi
yang lebih tua seringkali tidak ditemukan. Biasanya diagnosis dapat ditegakkan
dengan observasi yang teliti, anamnesis kehamilan dan persalinan yang teliti
dan akhirnya dengan pemeriksaan fisis dan laboratarium seringkali diagnosis
didahului oleh persangkaan adanya infeksi, kemudian berdasarkan persangkalan
itu diagnosis dapat ditegakkan dengan permeriksaan selanjutnya.
Infeksi pada
neonatus cepat sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejala infeksi
lokal tidak menonjol lagi. Walaupun demikian diagnosis dini dapat ditegakkan
kalau kita cukup waspada terhadap kelainan tingkah laku neonatus yang
seringkali merupakan tanda permulaan infeksi umum. Neonatus terutama BBLR yang
dapat hidup selama 72 jam pertama dan bayi tersebut tidak menderita penyakit
atau kelaianan kongenital tertentu, namun tiba – tiba tingkah lakunya berubah,
hendaknya harus selalu diingat bahwa kelainan tersebut mungkin sekali
disebabkan oleh infeksi. Beberapa gejala yang dapat disebabkan diantaranya
ialah malas, minum, gelisah atau mungkin tampak letargis. Frekuensi pernapasan
meningkat, berat badan tiba – tiba turun, pergerakan kurang, muntah dan diare.
Selain itu dapat terjadi edema, sklerna, purpura atau perdarahan, ikterus,
hepatosplehomegali dan kejang. Suhu tubuh dapat meninggi, normal atau dapat
pula kurang dari normal. Pada bayi BBLR seringkali terdapat hipotermia dan
sklerma. Umumnya dapat dikatakan bila bayi itu ” Not Doing Well ” kemungkinan
besar ia menderita infeksi.
Penatalaksanaan
Penanganan
secara umum bayi yang mengalami infeksi, diantaranya adalah:
1. Mengatur tidur (semi
fowler) agar sesak berkurang
2. Bila suhu tinggi lakukan
kompres
3. Berikan ASI
perlahan-lahan sedikit demi sedikit.
4. Apabila
bayi muntah lakukan perawatan muntah yaitu tidur miring ke kiri atau ke kanan.
5. Apabila ada diare
perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan
6. Rujuk segera
Pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak
terarah dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tahan terhadap
antibiotik serta tumbuhnya jamur yang berlebihan seperti candida albicans.
D. PENYULUHAN SEBELUM BAYI PULANG
1. Perawatan Tali Pusat
Telah banyak di lakukan uji klinis
untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan
infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka
hanya dengan air bersih.
Negara-negara yang beriklim tropis
perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dulunya populer dan terbukti efektif
untuk membersikan tali pusat, karena sesungguhya alkohol akan mudah menguap di
daerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun.
Cara yang paling efektif adalah dengan
membiarkan tali pusat tetap terbuka, mengering dan hanya di bersihkan setiap
hari dengan air bersih dan bidan perlu memberikan informasi ini pada tiap ibu agar tidak
terjadinya infeksi karena terjadinya peningkatan kelembaban pada kulit
bayi.
2. Pemberian ASI
Asi Eksklusif dan Cara Menyusui yang Benar
adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir
kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan
lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai
diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia
berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal
7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001).
Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan
optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya
untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan
aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI
merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan
alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif
adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI.
Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat
juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4%
bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang
sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO
menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan.
Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat
ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi
semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama
hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi
yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan
radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan
kelahiran.
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif
8. Tumbuhkan rasa percaya diri dan
yakin bisa menyusui
9. Usahakan mengurangi sumber rasa
sakit dan kecemasan
10. Kembangkan pikiran dan perasaan
terhadap bayi
Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru
emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan tidak menyusui hingga 2×24 jam dari
lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula
bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
4. Sesaat setelah bayi lahir lakukan
early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya untuk disusui.
Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang
payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan
untuk antibody bayi.
5. Bila ASI belum keluar, bidan
melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air hangat sambil terus
mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga
setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
6. Beritahu keluarga klien untuk
memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk memperlancar ASI
7. Anjurkan klien untuk menjaga asupan
makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna
Cara menyusui yang benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi
susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
1. Posisi madona atau menggendong :
bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada
lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang
payudara jika diperlukan
2. Posisi football atau mengepit : bayi
berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan
bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk
memegang payudara jika diperlukan
3.
Posisi
berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini
merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari
proses persalinan melalui pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi
badan ibu dan badan bayi
1. Ibu harus duduk atau berbaring
dengan santai
2. Pegang bayi pada belakang bahunya,
tidak pada dasar kepala
3.
Putar
seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
4.
Rapatkan
dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
5.
Tempelkan
dagu bayi pada payudara ibu
6.
Dengan
posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan bayi
7.
Jauhkan
hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
bagian dalam
Posisi
mulut bayi dan puting susu ibu
1. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada
puting susu dan areola
2. Pegang payudara dengan pegangan
seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari
dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti
gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah
seperti gunting) dibelakang areola
3.
Sentuh
pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
4.
Tunggu
sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
5.
Dengan
cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan
belakang kepala
6.
Posisikan
puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
7.
Kemudian
arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
8.
Usahakan
sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara
pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak
(palatum molle)
9.
Lidah
bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI
akan keluar
10.
Setelah
bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang
atau disangga lagi
11.
Beberapa
ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud
untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah
dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
12.
Dianjurkan
tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
1. Tubuh bagian depan bayi menempel
pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3.
Dada
bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian
bawah)
4.
Telinga
bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5.
Mulut
bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6.
Hidung
bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
7.
Mulut
bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga
sebagian besar areola tidak tampak
8.
Lidah
bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
9.
Bibir
bawah bayi melengkung keluar
10.
Bayi
menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti
sesaat
11.
Terkadang
terdengar suara bayi menelan
12.
Bayi
puas dan tenang pada akhir menyusu
13.
Puting
susu tidak terasa sakit atau lecet
Menciptakan praktek menyusui yang baik
1. Posisi yang benar
2. Perlekatan harus benar
3.
Tidak
diberi botol atau empeng
4.
Menghisap
sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
5.
Perlihatkan
cara menyusui yang efektif
Tanda-tanda posisi menyusu yang salah
1. Mulut tidak terbuka lebar, dagu
tidak menempel pada payudara
2. Dada bayi tidak menempel pada dada
ibu, sehingga leher bayi berputar
3.
Sebagian
besar daerah areola masih terlihat
4.
Bayi
menghisap sebentar-sebentar
5.
Bayi
tetap gelisah pada akhir menyusu
6.
Kadang-kadang
bayi minum berjam-jam
7.
Puting
susu ibu lecet dan sakit
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal
1. Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam
dan warnanya jernih sampai kuning muda
2. BAB bayi berwarna kekuningan
“berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
3.
Bayi
relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu
sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
4.
Bayi
setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
5.
Payudara
ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
6.
Berat
badan bayi bertambah
3. Jaga kehangatan bayi
Cara Menjaga Kehangatan Bayi
Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya
berada pada angka 36,5°C hingga 37,5°C. Suhu tersebut lebih hangat dari suhu
tubuh manusia normal. Karena itu perlu upaya yang tepat untuk menjaga suhu
tubuh bayi baru lahir, agar selama awal adaptasinya di dunianya yang baru, bayi
bisa bertahan dan tidak mengalami penurunan suhu tubuh secara drastis.
1.Jauhkan kipas angin/AC
Angin yang
datang dari alat alat tersebut akan membuat bayi kedinginan, karena itu matikan
terlebih dahulu. Walaupun orang tua atau orang lain di sekitar merasa
kegerahan, jangan nyalakan kipas angin dan AC jika ada bayi yang baru lahir.
2. Tempatkan bayi diruangan yang
hangat
Usahakan ruangan
tempat bayi berada tetap hangat, rata rata bidan atau dokter kandungan yang
mengurusi persalinan akan langsung menempatkan bayi di inkubator setelah
beberapa saat setelah dilahirkan.
3. Susui bayi dan
lakukan kontak kulit dengan sang ibu/metode kangguru
Cara menjaga
suhu tubuh bayi baru lahir yang satu ini lebih disarankan, yaitu dengan
menyusui bayi dan lakukan kontak kulit antara bayi dengan ibunya. Kontak kulit
tersebut akan membuat sang bayi merasakan kehangatan sekaligus mendapatkan
kebutuhannya, yaitu ASI pertama.
Itulah beberapa
cara tepat untuk menjaga suhu bayi baru lahir agar tidak mengalami penurunan
suhu tubuh. Jika Anda masih kurang faham, silahkan konsultasikan dengan dokter
kandungan atau bidan yang mengurusi persalinan, apa saja yang harus dilakukan
dengan bayi yang baru lahir dan apa sajakah hal hal yang harus dihindari saat
mempunyai bayi baru.
Perawatan Bayi
Ajarkan pada orang tua
cara merawat bayi, meliputi :
1.
Pemberian nutrisi
Berikan ASI sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
Pastikan bayi mendapat cukup colostrum seiama 24 jam. Colostrum memberikan
zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
2.
Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.
Mempertahankan kehangatan tubuh
bayi
Suhu ruangan setidaknya 18-21°C
Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol
berisi air panas)
3.
Mencegah infeksi
Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk
BAK/BAB.
Jaga tali pusat bayi
dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali
pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika
timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
Ibu menjaga kebersihan
bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat, dan
sabun setiap hari.
4.
Tanda-tanda
bahaya
Jika muncul tanda-tanda bahaya, ajarkan
ibu untuk:
a) Memberikan penolongan pertama sesuai kebutuhan sampai
bayi memperoleh perawatan medis lanjutan.
b)Membawa bayi ke RS atau klinik
terdekat untuk perawatan tindakan segera.
5.
Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti pembebasan atau
kekebalan. Imunisasi adalah
salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif dan efisien. Imunisasi
merupakan suatu program yang dengan
sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh
dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan
oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Manfaat Imunisasi
1. Untuk Anak
Mencegah
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga
Menghilangkan
kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan
keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak
yang nyaman.
3. Untuk Negara
Memperbaiki
tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara. (Proverawati, 2010)
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Kebersihan kulit bayi merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Orang tua harus sering membersihkan kulit bayi dari keringat dan
kotoran terutama daerah genital. Popok bayi harus sering diganti agar bayi
terhindar dari ruam popok. Daerah kepala bayi juga harus dijaga kebersihannya
agar tidak menimbulkan crradle cap.
2.Saran
Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya orang tua atau orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Sedangkan dalam menjaga keamanan bayi yaitu jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menungggu. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.
Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya orang tua atau orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Sedangkan dalam menjaga keamanan bayi yaitu jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menungggu. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.
DAFTAR
PUSTAKA
DepKes
RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga
Muslihatun,Wafi
Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya
http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-seborrheic-dermatitis-dandruff.html
2) Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi.Jakarta.CMP MEDIKA
3) http://blogger.com/insanimiftachuljanah
2) Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi.Jakarta.CMP MEDIKA
3) http://blogger.com/insanimiftachuljanah